Data, Informasi dan Pengetahuan
Di atas sudah disinggung tentang hubungan antara infomasi dan pengetahuan. Untuk memahami tentang makna pengetahuan secara lebih mendalam, bagian ini akan membahas tentang bagaimana hubungan antara data, informasi dan pengetahuan.
Budiman Pratomo (2004) menyatakan bahwa data adalah kumpulan fakta objektif mengenai sebuah kejadian. Sementara informasi adalah data yang telah diolah, biasanya menggunakan aturan statistika, sehingga mengandung arti. Budiman juga mendefinisikan pengetahuan (knowledge) sebagai kebiasaan, keahlian/kepakaran, keterampilan, pemahaman, atau pengertian yang diperoleh dari pengalaman, latihan atau melalui proses belajar.
Menurut F.N. Teskey (1989) dalam tulisannya User Models and World Models for Data, lnformation, and Knowledge, menjelaskan bahwa data merupakan hasil pengamatan langsung terhadap suatu kejadian atau suatu keadaan. Data merupakan entitas yang dilengkapi dengan nilai tertentu. Informasi merupakan kumpulan data yang terstruktur untuk memperlihatkan adanya hubungan antar entitas. Sedangkan pengetahuan merupakan model yang digunakan manusia untuk memahami dunia, dan yang dapat berubah sejalan dengan perkembangan informasi yang dimiliki dalam pikirannya.
Sedangkan menurut Mike Powell (2003) dalam bukunya Information Management for Development Organizations, data adalah koleksi terstruktur dari kumpulan fakta (structured collection of quantitative facts). Informasi adalah data atau fakta yang memiliki arti (data or facts with meaning). Sedangkan pengetahuan merupakan hasil atau keluaran atau nilai dari informasi (producing significance or value from information).
Pandangan sedikit berbeda dinyatakan Davenport dan Prusak (1998), bahwa data bersifat diskrit, yaitu fakta-fakta objektif mengenai kejadian atau objek-objek tertentu. Data akan menjadi informasi jika diolah (disortir, dianalisis dan ditampilkan dalam bentuk yang dapat dikomunikasikan melalui bahasa, grafik atau tabel). Dixon (2000) secara kreatif menyatakan bahwa informasi adalah data di dalam informasi. Tiwana (2000) secara menarik menggambarkan bahwa informasi adalah data yang telah memiliki nilai (value) karena telah rnengalami kontekstualisasi (dikategorikan, dikalkulasi, diperbaiki dan diolah). Pengembangan lebih lanjut dari pengetahuan, dikemukakan Nathan Shedroff, dikutip oleh Richard Saul Wurman (2000) dalam Information Anxiety 2, bahwa ada satu tahap lanjut sesudah pengetahuan, yaitu kebijakan (wisdom).
Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, pengetahuan diperoleh dari sekumpulan informasi yang saling terhubungkan (terstruktur) secara sistematik sehingga memiliki makna. Informasi diperoleh dari data yang sudah diolah (disortir, dianalisis dan ditampilkan dalam bentuk yang dapat dikomunikasikan melalui bahasa, grafik atau tabel), sehingga memiliki arti. Data yang sudah diolah dan menjadi informasi arti) akan dimiliki oleh seseorang, dan tersimpan dalam neuron-neuron (menjadi memori) di otaknya. Kemudian, ketika manusia tersebut dihadapkan pada suatu masalah, maka informasi-informasi yang tersimpan dalam neuron-neuronnya dan yang terkait dengan permasalahan tersebut, akan saling terhubungkan dan akan tersusun (terstruktur) secara sistematik sehingga ia memiliki model untuk memahami atau memiliki pengetahuan terkait dengan permasalahan yang dihadapinya.
Kemampuan menghubung-hubungkan antara neuron-neuron informasi di dalam otak seorang manusia agar membentuk struktur yang terintegrasi untuk mampu memahami suatu permasalahan, sehingga memiliki pengetahuan atas objek masalah yang dihadapinya, memang sangat ditentukan oleh pengalaman, latihan atau proses belajar (proses berpikir). Bentuk pengetahuan atau model untuk memahami dunia yang dimiliki manusia, dapat terbentuk dalam tiga kategori, yaitu:
- Pengetahuan Kultural: Model untuk memahami dunia yang diekspresikan dalam asumsi-asumsi, nilai-nilai, dan norma-norma yang dimiliki manusia.
- Pengetahuan Tasit: Model untuk memahami dunia dalam bentuk konsep, diekspresikan dalam bentuk teori dan pengalaman yang dimilikinya
- Pengetahuan Eksplisit: Model untuk memahami dunia dalam bentuk keahlian atau kognitif; diekspresikan dalam bentuk sistem peraturan-peraturan, prosedur-prosedur dan tata cara kerja yang dipahaminya.
Disarikan dari buku: Knowledge Management dalam Konteks Organisasi Pembelajar, Penulis: Jann Hidayat Tjakraatmadja, Donald Crestofel Lantu, Hal: 65-68.