Dasar Teori Organisasi
Pandangan teori klasik mengenai organisasi berdasarkan asumsi sebagai berikut:
- Organisasi ada terutama untuk menyelesaikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
- Bagi suatu organisasi, ada struktur yang tepat bagi tujuan, lingkungan, teknologi dan partisipannya.
- Pekerjaan organisasi paling efektif bila ada tantangan lingkungan dan kepentingan pribadi terhalang oleh norma-norma rasionalitas.
- Spesialisasi akan meningkatkan taraf keahlian dan performan individu.
- Koordinasi dan kontrol paling baik melalui praktik otoritas dan aturan-aturan yang tidak bersifat pribadi.
- Struktur dapat dirancang secara sistematis dan dapat dilaksanakan.
- Masalah-masalah organisasi biasanya merefleksikan struktur yang tidak tepat dan dapat diselesaikan melalui perancangan dan pengorganisasian kembali (Bolman, 1988).
Ahli-ahli teori klasik cenderung melihat organisasi sebagai sistem yang tertutup secara relatif, dalam mengejar tujuan-tujuan yang telah dinyatakan. Di bawah kondisi tersebut, organisasi dapat bekerja secara rasional dengan tingkat kepastian dan kemampuan memperkirakan. Jika organisasi sangat tergantung kepada lingkungan maka organisasi akan terus menerus dipengaruhi atau terganggu oleh lingkungan. Untuk mengurangi gangguan dari lingkungan, bermacam-macam mekanisme struktural yang diciptakan untuk melindungi aktivitas pokok dari keterombang-ambingan dan ketidakpastian (Thomson, 1967).
Alat untuk melindungi organisasi dan untuk mengurangi ketidaksanggupan memperkirakan di antaranya adalah sebagai berikut.
- Pengkodean, menciptakan skema klasifikasi bagi input.
- Penimbunan barang, menyimpan bahan mentah dan hasil produksi sehingga input dan output dapat diatur.
- Penyamarataan, memotivasi pemberi suplai untuk memberikan input atau menentukan permintaan bagi output.
- Meramalkan, memperkirakan perubahan dalam permintaan.
- Pertumbuhan, berusaha keras untuk mencapai tingkat ekonomi tertentu yang akan memberi organisasi pengaruh melalui lingkungan.