Catatan Kaki
1CEFIL adalah singkatan dari Civie Education For Future Indonesian Leaders. Training Kepimpinan ini digagas sejak tahun 1993 dalam diskusi denganĀ Gus Dur yang mengatakan bahwa Indonesia akan dipengaruhi politik Soeharto hingga 25-30 tahun menadatang. Pelatihan CEFIL diikuti dengan jenis pelatihan lain CEFRUL (Civic Education for Rural Leaders-untuk pejabat publik), CELOP (Civic Education for Local Politician-untuk politisi), CEFREL (Civic Education for Religious Leaders-pemimpin agama dan budaya), STRECEW (Untuk tokoh perempuan) dan HOT (History of Thought atau sejarah pemikiran untuk intelektual muda). Saat ini alumni CEFIL ada 7.000 orang di seluruh Indonesia.
2ITERATIF merupakan konsep perubahan pembangunan yang berlandaskan pada rangkaian aksi dan refleksi secara terus-menerus untuk mencapai posisi yang lebih sempurna berbasis kesepakatan pihak-pihak yang terlibat.
3ZOPP (Ziel Orienterte Projekt Plannung) atau Perencanaan Proyek Berorientasi Tujuan adalah Metode Perencanaan Pembangunan Partisipatif buatan pemerintah Jerman yang atas dukungan Peraturan Pemerintah Jerman harus dipakai oleh semua proyek yang didanai dari bantuan Pemerintah Jerman (GTZ).
4DNIKS (Dewan Nasional Indonesia Untuk Kesejahteraan Sosial) didirikan dan dipimpin oleh Ibu Johanna Nasution (isteri almarhum Jenderal Nasution), memiliki cabang di dua puluh tujuh provinsi dan merupakan organisasi yang dekat dengan Departemen Sosial. Semua organisasi sosial dari negara asing yang bekerja sama dengan DNIKS memiliki akses untuk bekerja di dua puluh tujuh Provinsi.
5Representative atau Kepala Perwakilan USC-Canada Indonesia Office sejak 1988-2004. Guna mengehmat biaya overhead, Kepala Perwakilan merangkap sebagai Direktur Esekutif.
6LFA (Logical Framework Approach) adalah nama metode proggramming sekaligus nama alat dari metode tersebut.
7PCM (Project Cycle Management) dipromosikan di Indonesia pertama kali tahun 1992 oleh GTZ sebagai metode perencanaan yang lebih fleksibel. Dalam metode PCM berbagai analisis baru sebelum masuk MPP dapat digunakan sebagai pelengkap empat jenis analisis wajib yang biasa dipakai dalami metode ZOPP.
8Organisasi internasional yang minta fasilitasi tersebut adalah CRS (Catholic Relief Services) dari Amerika, CARE (Canada/USA), TNC (The Nature Conservancy), ICA (International Coorperative Alliance) dari Amerika.
9LINGO atau Local NGOs yang apda umumnya juga Small NGOs, dan BINGO atau Big NGOs yang kebanyakan bersifat National NGOs, merujuk pada realitas NGOs yang disebabkan oelh beda kapasitas dan cakupan kerja yang disebabkan oleh model pengelolaan lembaga serta luas cakupan jaringan kerja yang mereka bangun.
10Sebelas provinsi tersebut adalah lokasi tempat SATUNAMA memiliki kelompok masyarakat dampingan secara langsung, yakni Aceh, Sumatera Selatan, lampung, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT, Papua dan Timor Timur. Daerah-daerah tersebut dipilih karena adanya dukungan dari pemerintah lokal. Masyakarat lokal, LSM lokal dan LSM internasional yang memiliki cita-cita yang sama dengan SATUNAMA.
11Ada kerjasama antara tiga belas Forum LSM dengan ICF (Indonesia Canada Forum-cikal bakal dari YAPPIKA) sejak tahun 1992-1995, dan USC-Canada adalah Penanggungjawab Program di Ottawa. SATUNAMA adalah anggota nomor satu dari dua belas negara anggota USC Internasional Federation.
12ICF (Indonesia-Canada Forum) adalah proyek kerjasama antara 10 LSM Indonesia dengan 18 NGO Canada dengan pendanaan dari Canadian International Development Angency (CIDA). Cida menunjuk USC-Canada di Ottawa sebagai penanggungjawab manajemen, sedang di Indonesia tugas tersebut ada di USC-Canada Indonesia Office (SATUNAMA). Pada tahun 1996 proyek ICF ditutup dan dialihkan menjadi YAPPIKA sementara project holder-nya masih berada di tangan USC-Canada di Ottawa dan USC-Canada Indonesia Office/SATUNAMA sebagai pelaksana di Indonesia.
13Koalisi LSM, diperkuat oleh kawan-kawan YAPPIKA dan BINA DESA serta kelompok-kelompok mahasiswa, berhasil masuk ke Kompleks Gedung MPR-DPR Senayan pada sore hari tanggal 12 Mei 1998 dan tinggal di lokasi tersebut sampai Suharto mengundurkan diri tanggal 21 Mei 1988.
Disarikan dari buku: Jurnal Akuntabilitas Organisasi Masyarakat Sipil (Otokritik Akuntabilitas Internal Governance LSM), Penulis: Methodius Kusumahadi, Hal: 14-16.