Beruang Tua dan Beruang Muda
Suatu ketika, dalam hutan di sebuah bukit, tinggallah seekor beruang tua dan seekor beruang muda. Si beruang muda sedang bermain di hutan, mengejar tupai dan berjemur dibawah sinar matahari. Si beruang tua kebalikannya, hanya senang menghabiskan sebagian besar waktunya tidur di gua favoritnya.
Suatu hari, beruang muda yang merasa kesepian dan mencari teman bermain, berlari masuk kedalam gua dan mencoba membujuk beruang tua bangun.
“Bangun, bangun, beruang tua!” ujarnya. “Ayo bermain denganku di hutan. Ayo mengejar tupai dan berjemur dibawah sinar matahari.”
“Pergilah beruang kecil, biarkan aku tidur,” jawab si beruang tua. “Ini belum saatnya bangun.”
“Tapi, kapan kamu bangun?” tanya siberuang muda sambil menarik punggung beruang tua.
“Hanya jika musim semi tiba,” jawab siberuang tua.
“Tapi bagaimana kamu tahu musim semi sudah tiba?” tanya beruang yang lebih muda.
“Ketika matahari tinggi di atas langit dan aku dapat merasakan udara hangat meniup sepoi-sepoi kulitku, “jawab beruang tua. “Maka aku tahu bahwa musim benar-benar telah tiba.
Beruang muda, demi mendapatkan teman bermain, melukis matahari besar di langit-langit gua tempat beruang tua itu tidur dan dengan menggunakan dahan-dahan pohon cemara, mengembuskan udara kedalam mulut gua tersebut.
“Bangun, bangun, beruang tua!” ujarnya. “Lihatlah, matahari bersinar dan udara berembus.Musim semi sudah tiba.”
Akan tetapi, beruang tua tetap tidak beranjak dari tempat tidurnya.
“Pergilah beruang kecil, biarkan aku tidur. Aku tahu kamu mencoba menipuku.Ini belum waktunya bangun.”
“Tapi, kapan kamu akan bangun?’ tanya beruang muda benar-benar ingin tahu.
“Hanya jika aku tahu bahwa musim semi sudah tiba, “ jawab beruang tua.
“Tapi, bagaiman kamu tahu musim semi sudah tiba?’ tanya temannya yang lebih muda.
“Ketika burung-burung menyanyikan lagu khusus mereka,” jawab beruang tua. “ Maka aku tahu bahwa musin semi benar-benar telah tiba.
Beruang muda berlari kedalam hutan dan secepat mungkin membuat jejak dari remah-remah roti ke dalam pintu masuk gua sehingga burung-burung dapat mengikutinya.
Tentu saja, tak lama kemudian, sekawanan burung hinggap dan mengepak-ngepakkan sayapnya diluar gua, mematuk makanan dan bernyanyi dengan nyaring
“Bangun, bangun, beruang tua!” ujar beruang muda. “Dengarkan burung-burung bernyanyi untukmu. Musim semi sudah tiba.”
Akan tetapi, beruang tua tetap tidak beranjak dari tempatnya tidur.
“Pergilah beruang kecil, biarkan aku tidur. Aku tahu kamu mencoba menipuku. Ini belum waktunya untuk bangun.”
“Tapi kapan kamu akan bangun ?” Tanya beruang muda mulai tidak sabar.
“Hanya jika aku telah yakin bahwa musim semi sudah tiba, “jawab si beruang tua.
Beruang muda meninggalkan gua dan berjalan dengan kesal menuju hutan, tetapi tak lama kemudian ketika ia sudah diluar gua, tiba-tiba ia mendengar di kejauhan ada suara orang-orang berteriak, anjing-anjing menggonggong, dan suara tembakan senapan. Ia berlari kembali ke gua memberitahukan adanya bahaya.
“Tolong, tolonglah bangun, bangun beruang tua!” Teriaknya. “Dengarkan—para pemburu mau menangkap kita. Kita harus meninggalkan gua sebelum mereka menemukan kita!”
Dengan satu gerakan kecil beruang tua itu bangun, ujarnya. “Aku tahu ini bukan tipuan. Sekarang, aku tahu bahwa musim semi benar-benar telah tiba”.
Terkadang kita tidak punya pilihan lain kecuali berubah.
Disarikan dari buku: Tales for Change, penulis: Margaret Parkins.