Berikan Izin Aksi, bukan Aturan, Larangan dan Batasan
Konsep kerja tidak pernah statis, namun mengalir. Ketika dunia mengalami perubahan, maka begitu pula dengan sikap kita mengenai kehidupan kerja. Dewasa ini kita berada di persimpangan jalan, di tengah upaya untuk menciptakan sikap yang berbeda. Sistem perekonomian yang baru menuntut kita untuk memikirkan kembali makna kerja saat ini dan makna kerja yang seharusnya. Jika pekerjaan dituntut untuk mampu menghadirkan orang-orang terbaik hari ini dan bisa mempertahankan mereka esok hari, maka selain harus dapat mencukupi kebutuhan hidup, pekerjaan pun harus mampu menyediakan peluang pemenuhan diri.
Orang-orang tidak hanya sekadar menuntut selembar cek gaji dari pekerjaan mereka. Mereka ingin menikmati apa yang mereka kerjakan, sehingga mereka akan terus mencari dan berpindah tempat sampai akhirnya merasa puas akan pengalaman kerja mereka.
Proses pergeseran sikap kerja yang baru ini belum selesai. Kita masih harus berjuang untuk mematahkan berbagai ikatan dalam hirarki (tingkatan kepemimpinan) tradisional, di mana para atasan selalu menolak bertindak tanpa izin. Pernyataan-pernyataan seperti:
- ‘Belum ada perintah untuk itu’.
- ‘Itu bukan tugas saya’.
- ‘Anda sudah memperoleh izin untuk melaksanakannya?’
adalah gejala-gejala yang melukiskan kondisi kita dewasa ini. Jika pekerjaan dituntut untuk mampu menyediakan peluang pemenuhan bagi pekerja-pekerjanya, maka kita harus mengubah sikap tentangnya. Kita harus belajar untuk percaya pada diri sendiri dan rekan kerja kita untuk bisa bertindak berdasarkan aturan-aturan yang telah disepakati, bukan malah selalu berkonsultasi dengan hirarki sebelum bertindak.
Yang kita butuhkan adalah Izin Aksi, bukan aturan, larangan, dan batasan. Izin Aksi harus menyertakan segenap persyaratan untuk meraih keberhasilan, parameter sikap dan tindakan, izin untuk gagal, dan hasrat untuk berhasil. Izin Aksi adalah sebuah pengayaan di mata seorang usahawan. Para usahawan kerap tidak memiliki hirarki yang bisa dimintai saran. Nyatanya, mereka sering mengawali sebuah bisnis baru untuk meloloskan diri dari hirarki pihak lain. Karena harus bertahan tanpa adanya sumber-sumber hirarki tradisional, para usahawan kerap mempekerjakan kontraktor-kontraktor independen dan/atau mengalihkan tugas melalui Izin Aksi:
- ‘Inilah yang saya inginkan dan saat saya menginginkannya’
- ‘Jangan melampaui batas ini. Sekarang, kerjakan’.
- ‘Saya tidak ingin mendengar kabar apapun darimu sampai Anda menyelesaikannya’.
- ‘Andalah ahlinya, itulah alasan mengapa saya mempekerjakan Anda’.
Izin Aksi dapat mengurangi aturan-aturan hirarkis negatif dan meningkatkan peluang sukses si pekerja. Sejarah membuktikan bahwa aturan-aturan hirarkis negatif sering berada jauh melebihi dan menutup peran aturan-aturan hirarkis positif. Kita mengetahui hal-hal yang tidak bisa kita kerjakan, yang akan mempersulit kita, yang tidak boleh disampaikan pada orang lain, tenggat waktu yang sanggup kita penuhi, dan seberapa dekatnya kita dengan batas sampai akhirnya memperoleh murka atasan. Hal yang tidak kita ketahui adalah seberapa penuh kita bisa beraksi dalam pekerjaan setiap hari. Beraksi penuh berarti bahwa kesenangan dan kerja harus dipadukan; keduanya tidak bisa lagi dipisahkan.
Sama sekali tidak ada resiko atau kemunduran karena pemberian izin; satu-satunya resiko yang ada adalah jika kita menahan izin itu. Agar dapat berhasil dalam bisnis, berikan Izin Aksi dan menyingkirlah dari situ. Doronglah para pekerja agar mampu beraksi penuh di keseharian kerja sehingga semua orang dapat meraup hasilnya.
Disarikan dari buku: Fun Works, Penulis: Leslie Yerkes.