Batam Pusat Konservasi Flora Pesisir
Jakarta, Kompas – Pembangunan kebun botani seluas 80 hektar di Pulau Batam diproyeksikan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia sebagai pusat konservasi flora pesisir dan pulau kecil. Berbagai tanaman di kawasan itu menjadi yang paling terancam punah.
”Berbagai jenis tanaman di pulau-pulau kecil terancam punah karena kenaikan muka air laut akibat pemanasan global sehingga konservasi atau penyelamatannya diperlukan. Selama ini, belum banyak kegiatan riset untuk mengungkap berbagai manfaat flora kawasan itu,” kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Nuramaliati Prijono, Senin (1/4), di Jakarta.
LIPI sudah menjalin kontrak mengisi koleksi flora pesisir dan pulau-pulau kecil untuk kebun raya Batam itu. Kementerian Pekerjaan Umum siap membangun infrastruktur kebun raya itu.
Salah satu tanaman yang akan dikonservasi adalah jenis mangrove. Berbagai mangrove tumbuh di pantai pasang surut landai berlumpur. Beberapa jenis di antaranya Avicennia, Rhizophora, Acanthus, Cerbera, Bruguiera, dan Ceriops. Mangrove yang hidup dengan dasar koral berpasir didominasi jenis Sonneratia alba.
Kekhasan mangrove bisa dilihat dari akarnya. Avicennia dan Sonneratia berakar napas yang tumbuh ke atas. Lainnya berjenis akar jangkar untuk menahan pengaruh pasang surut laut.
”Mangrove sudah sangat jarang sehingga dibutuhkan konservasi atau perlindungan dari semua jenis yang masih ada,” kata Siti.
Butuh taksonom
Menurut Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI Mustaid Siregar, dibutuhkan ahli taksonomi untuk setiap pembangunan kebun raya di daerah. LIPI sudah menempatkan masing-masing dua ahli di bidang biologi yang tersebar di 21 lokasi calon kebun raya yang sedang dibangun.
”Kebun raya, secara umum untuk menyelamatkan biodiversitas yang endemik dan terancam punah,” kata Mustaid.
Siti mengatakan, sejarah Kebun Raya Bogor pada masa Hindia Belanda juga memberi manfaat ilmiah, misalnya untuk domestifikasi tanaman pangan dari luar negeri, seperti kelapa sawit yang kini merebak di Indonesia. Kegiatan riset di sejumlah kebun raya yang baru, nantinya juga diharapkan memberikan manfaat serupa. (NAW)
Sumber: KOMPAS, Selasa, 02 April 2013.