Jakarta Gudang Sampah
Minggu 13 April 2014, Badan Amal Zakat Infaq dan Shadakah, mengumpulkan seluruh petugas kebersihan non PNS yang di bawah Komando Pemerintahan Kotamadya Jakarta Timur, di Halaman Parkir Kantor Wali Kotamadya Jakarta Timur, walaupun pemberian hal tersebut dilakukan oleh Baziz setahun sekali, saya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Baziz, karena tepat sasaran Gaji para petugas kebersihan yang sangat jauh dari kata Layak untuk hidup di Kota metropolitan, “ Dengan adanya acara seperti ini saya senang sekali, karena disamping mendapatkan uang tunai, kita juga dapat beras dan sembako” tutur Pak Casim (50) petugas kebersihan di salah satu sekolah di Jakarta Timur.
Selain membagi uang tunai dan sembako, Baziz juga memberikan sebungkus kue, air mineral botol dan Kaos bertulisan “Baziz Jakarta Timur Peduli Kebersihan” terbungkus rapi di plastik. Dari situ sudah satu orang mendapatkan 3 paket yang akan menyisakan sampah. Di depan Halaman Kantor walikota Jakarta Timur terpampang Spanduk berukuran kira-kira 3×2 m, bertuliskan dengan Jelas dan Besar Perda Ketertiban Umum, No. 8 Tahun 2007. Sanksi bagi pelanggar ketertiban umum ini (termasuk membuang sampah sembarangan) maksimal denda Rp 50 juta.
Tapi pelaksanaan di Lapangan Nyaris nol, Perda ini Mandul di Lapangan karena sulit untuk pembuktian dan pengenalan sanksi. Bahkan petugas kebersihan pun tak mematuhinya, jika pembaca tadi pagi kesana pasti miris melihat sampah disana, masing-masing orang mendapatkan paket yang tentunya akan menyisakan sampah, pertama plastik bungkus baju setelah mereka pakai untuk mengikuti acara dibuang seenaknya, bungkus Roti juga dibuang seenak mereka memakan isinya, yang lebih memalukan botol air mineral berserakan setelah mengikuti apel yang dipimpin oleh Panitia, saya heran mereka yang ada disini adalah petugas kebersihan, tetapi mereka sama sekali tidak peduli dengan sampah yang masing-masing, bayangkan saja jika peserta penerima Baziz 2000 orang dan satu orang menyisakan sampah paling sedikit 3 sampah, maka sampah sebanyak 6.000 sampah mereka buang di tempat Walikota bekerja, saya sebagai warga DKI yang melihat langsung merasa miris, bagaimana menuju Jakarta yang bersih dan rapi jika para petugas kebersihannya saja tak mempunyai kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya, bahkan di tempat yang bisa dikatakan sakral di tingkat Kota.
Marilah kita sebagai Warga DKI yang baik, tumbuhkan kesadaran membuang sampah mulai dari diri sendiri, ajarkan kepada anak-anak kita agar mereka membuang sampah pada tempatnya Jakarta adalah Pusat Ibu Kota, jangan sampai Wajah Ibu Kota Indonesia Kotor karena ketidak pedulian penduduknya terhadap sampah. Ingat Kebersihan sebagian dari Iman.
Sumber: Kompasiana, Minggu 13 April 2014