Pastikan Akun Nama Domain & Web Hosting di Tangan Anda

Tulisan ini dedikasikan buat siapapun yang memiliki website dan belum memahami bagaimana mengamankan kepemilikan website. Cukup prihatin dengan banyak kasus dimana pemilik website tidak memiliki akses ke nama domain dan web hosting, padahal akses tersebut adalah kunci utama yang merepresentasikan kepemilikan atas sebuah website. Ibarat Anda punya rumah, tentu Anda memegang kunci rumah Anda, dan juga sertifikat rumah. Begitu juga website, Anda seharusnya memiliki kunci-kunci akses terhadap website Anda. Sungguh ironis kalau Anda punya rumah, lalu anda tidak bisa masuk kedalam rumah Anda sendiri, hanya bisa melihat-lihat dari luar, sementara kunci rumah Anda dipegang oleh orang lain.

Website Memiliki 2 Kunci Penting

1. Kunci akses terhadap Nama Domain (Domain Panel)
   Akses ini diperlukan untuk mengatur nama domain, seperti mau diarahkan kemana kah nama domain yang kita miliki ? atau informasi kontak yang ingin dimunculkan di profil nama domain yang bisa diakses oleh siapapun. Misalkan website Anda  menggunakan layanan web hosting dari perusahaan A, lalu ternyata Anda ingin pindahkan ke perusahaan B, maka Anda membutuhkan akses ke Domain Panel untuk merubah Name Server (NS).
2. Kunci akses ke Web Hosting (Hosting Panel)
   Akses ini diperlukan untuk mengelola server yang anda gunakan, termasuk di dalamnya untuk menempatkan file kode sumber (source code) website, mengelola database, email dan lain sebagainya.

Misalkan Anda ingin melalukan perubahan ataupun penambahan fitur baru di website, maka akses ke Hosting Panel dibutuhkan untuk bisa melakukan perubahan tersebut.

Adakalanya penyedia jasa memberikan satu pintu akses ke manajemen nama domain dan web hosting, namun adakalanya juga mereka memisahkan antara akses ke domain dan akses ke web hosting.

Beberapa Pembelajaran

Beberapa contoh kasus yang bisa dijadikan pembelajaran untuk mengamankan kepemilikan terhadap nama doman dan web hosting yaitu:

• Kasus 1

Pemilik website menyerahkan sepenuhnya ke web developer untuk pendaftaran nama domain & web hosting, lalu web developer mendaftarkan nama domain dan web hosting dengan menggunakan email pribadinya. Lalu pada saat waktunya dilakukan perpanjangan di tahun berikutnya, web developer lupa memberitahukan klien nya untuk membayar biaya perpanjangan domain dan web hosting. Walhasil website disuspend/dinonaktifkan oleh penyedia jasa dan ketika dalam kurun waktu tertentu tidak dibayarkan, maka website akan di terminate atau di hapus dari server yang akan mengakibatkan seluruh data-data website Anda hilang.

Pembelajaran:

Seharusnya pendaftaran nama domain dan web hosting menggunakan email si pemilik website, sehingga tagihan untuk perpanjangan terkirim ke email si pemilik website dan langsung bisa diproses untuk pembayaran perpanjangan layanan.

• Kasus 2

Pemilik website menyerahkan sepenuhnya ke web developer untuk pendaftaran nama domain & web hosting, lalu web developer mendaftarkan nama domain dan web hosting dengan menggunakan email pribadinya. Lalu dalam perjalanannya kualitas website nya tidak bagus dan Anda ingin mengganti web developer dengan pihak lain, namun Web Developer sebelumnya tidak mau memberikan akses ke nama domain dan web hosting karena mungkin saja dia akan kehilangan penghasilan dari website tersebut. Walhasil, Anda terpaksa harus  menggunakan nama doman dan web hosting yang baru sehingga website Anda bisa dikembangkan oleh pihak lain yang lebih berkompeten.

Pembelajaran:

Sama dengan kasus nomor 1, pastikan Anda menggunakan email Anda sendiri untuk mendaftarkan nama domain dan web hosting. Kalaupun Anda meminta ke web developer  untuk mendaftarkannya, pastikan web developer  tersebut bisa Anda percaya dan membantu proses pendaftaran tetap dengan email Anda, bukan dengan email dia pribadi.

Bagi Anda yang saat ini sudah memiliki website, silahkan cek kembali apakah Anda sudah memiliki akses terhadap domain panel dan hosting panel.

Semoga Bermanfaat.

Sumber: Sugeng.