Strength Revolution Menjadi Organisai dengan SDM yang Berbasis Kekuatan
MEMILIKI sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi sangat sangat diperlukan oleh organisasi, tetapi menempatkan mereka mereka ke tempat yang tepat sesuai dengan kekuatan yang dimiliki akan menghasilkan dampak yang luar biasa. seperti halnya yang Jim Collins katakan dalam bukunya “Good the Great” “Mendapatkan orang yang tepat, di tempat yang tepat, dan di Bus yang tepat”
Sebagian besar organisasi yang merasa streteginya tidak bisa dieksekusi dengan baik karena SDM-nya dianggap kurang kompeten, sebagian besar berusaha mengidentifikasi kelemahan atau area of improvement yang perlu ditingkatkan oleh SDM mereka. Hal ini merupakan sebuah reaksi normal yang pasti akan diambil oleh sebuah organisasi, tetapi pertanyaannya adalah “apakah ini hal terbaik yang bisa kita lakukan?”
Marcus Buckingham, seorang penganut aliran kekuatan, berpendapat bahwa cara pandang organisasi pada saat ini harus mengalami perubahan. Organisasi harus dapat memetakan kekuatan yang dimiliki oleh sumber daya manusia yang mereka miliki dan memfokuskan pengembangan diri terhadap kekuatan yang dimiliki serta menempatkan mereka pada tempat atau pekerjaan yang sesuai.
Menjadi organisasi yang berbasis kekuatan merupakan hal yang sudah tidak dapat dihindari lagi dalam kompetisi bisnis yang semakin ketat saat ini. Aset organisasi bukanlah SDM yang dimiliki organisasi, tetapi kekuatan yang dimiliki SDM-lah yang menjadi aset organisasi . Hasil survey dari Gallup menunjukan, organisasi yang berbasis kekuatan mengalami peningkatan dalam hal produktivitas, layanan pelanggan, dan penurunan dalam turn over karyawan.
Beberapa organisasi seperti Well Fargo, Intel, Best & Buy telah menyadari hal tersebut dan berkomitmen untuk menjadi organisasi yang berbasiskan kekeuatan. Bahkan salah satu perusahaan besar di Amerika, Yahoo Inc, meminta setiap manajer baru mereka untuk mengisi survei online agar dapat mengukur kekuatan yang dimiliki sehingga dapat menempatkan mereka pada tempat yang tepat sesuai dengan kekuatan.
Pertanyaan besarnya adalah bagaimana caranya organisasi dapat mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh karyawan mereka? Apakah dapat melalui psikotes ataupun alat ukur kemampuan lainnya yang pada umumnya kita lakukan?
Marcus Buckingham memiliki metode sederhana yang dapat dengan mudah mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh individu dalam sebuah organisasi. Organisasi harus dapat memahami arti kekuatan. Kekuatan bukanlah sesuatu yang dapat dengan baik dilakukan oleh seseorang, tetapi merupakan aktivitas yang menguatkan seseorang ketika melakukannya.
Kekuatan karyawan di dalam organisasi dapat diidentifikasi sebagai berikut:
- Ketika melakukannya merasa efektif. Orang-orang sering mengatakan bahwa mereka berbakat dalam bidang tersebut dan kerapkali mendapatkan penghargaan dalam aktivitas tersebut.
- Sebelum melakukannya, mereka secara aktif berharap untuk melakukannya. Mereka mengajukan diri secara sukarela untuk melakukan aktivitas tersebut dan merasa sangat positif ketika mengetahui bahwa merekalah yang akan melakukannya.
- Ketika melakukannya, mereka merasa terfokus. mereka sering kali memikirkan aktivitas yang dilakukan dan selalu ingin belajar tentang aktivitas tersebut.
- Setelah melakukannya mereka merasa puas. mereka merasa senang untuk melakukan aktivitas tersebut kembali dan melakukan aktivitas tersebut memberikan salah satu kepuasan terbesar dalam hidup.
Dengan memahami bagaimana cara mengidentifikasi kekuatan tersebut, organisasi dapat dengan mudah menempatkan karyawan mereka di tempat yang tepat guna meningkatkan kinerja organisasi. Bahkan beberapa organisasi telah mulai mengubah manajer mereka menjadi manajer yang berbasiskan kekuatan (strength based manager)
Sudahkah organisasi anda menjadi organisasi dengan SDM yang berbasiskan kekuatan?
Ivhan Sasmita
Director of Lutan Edukasi
Sumber: KOMPAS, Sabtu, 2 Maret 2013.