Partisipasi Masyarakat dan Masyarakat Madani
Masyarakat madani hanya bisa lahir dari sebuah komunitas yang mampu berpartisipasi secara aktif dalam proses pembangunan. Menurut pandangan Etzoni (1967), partisipasi berkaitan dengan proses pembebasan manusia, sedangkan proses pembebasan hanya bisa direalisasi oleh manusia bebas. Dengan perkataan lain, pembangunan komunitas pertama-tama harus difokuskan pada usaha membebaskan manusia dari realitas yang menghambat bagi (proses menjadi), yakni hambatan yang berupa ketidaksederajatan, tekanan, ancaman, ketakutan, dan penindasan dari pihak eksternal yang merasa lebih berpengetahuan, berpangkat, berjabatan dan lain sebagainya.
Namun demikian, bila kita mau jujur, hampir di setiap lini profesi kehidupan kita masih berakar sikap-sikap munafik dan feodalisme terutama pada golongan yang berpengetahuan-berpangkat-berjabatan untuk berkecenderungan menindas pihak yang lemah. Dengan perkataan lain, bila kita ingin membangun masyarakat madani di mana masyarakat bisa bebas berpartisipasi, pertama-tama yang harus kita lakukan adalah menghapuskan kultur penindasan ini. Mereka yang berpengetahuan, berpangkat, berjabatan harus bisa mewujudkan jargon to lead the people, walk behind them.
Societal guidance
Partisipasi selanjutnya memerlukan keterlibatan masyarakat secara aktif. Pertanyaannya adalah aktif untuk tujuan apa? Dalam konteks pemberdayaan, jawaban ini tidak boleh ditentukan secara sepihak oleh pihak eksternal seperti yang “berpengetahuan, berpangkat, berjabatan” tadi. Komunitas harus diberdayakan untuk merumuskannya sendiri melalui sebuah proses pembangunan consensus di antara berbagai individu dan kelompok sosial yang memiliki kepentingan dan menanggung risiko langsung (stakeholder) akibat adanya proses atau intervensi pembangunan baik pembangunan ekonomi, sosial maupun lingkungan fisik. Bangunan konsensus sosial inilah yang disebut sebagai societal guidance atau societal directives yang umumnya berisikan arah, tujuan, cara, dan prioritas pembangunan yang akan dilakukan.
Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana membangun konsensus yang mampu mengaktifkan masyarakat untuk menolong diri mereka sendiri? Dan apa peran pemberdayaan yakni mereka yang berpengetahuan, berpangkat, berjabatan dan sekaligus membawa dana dalam pembangunan komunitas?
Judul Buku: Menyuarakan Nurani Menggapai Kesetaraan (Partisipasi Masyarakat dan Masyarakat Madani), Penerbit: Kompas, Halaman: 120-121.