Membangun Komunitas Mengatasi Krisis
Krisi ekonomi saat ini telah mengunggah pemerintah dan berbagai lembaga pembangunan internasional seperti Bank Dunia dan lain-lain untuk berperan aktif mengentaskan kemiskinan rakyat melalui berbagai program baru seperti padat karya. Jaring Pengaman Sosial/JPS (Social Safety Net), Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (Urban Poverty Crisis Alleviation Project), program untuk anak jalanan dan lain-lain. Situasi krisis kita tampaknya memang tidak main-main: ILO meramalkan pada tahun 1999, hampir dua dari tiga orang Indonesia akan hidup di bawah garis kemiskinan; 53 persen di pedesaan, dan 39 persen di perkotaan.
Kasus Jaring Pengaman Sosial yang dirancang LSM dan Bank Dunia tampaknya sangat menarik (Kompas, 2 September 1998). Seperti yang diumumkan Erna Witoelar, rancangan yang diajukan tampaknya telah menukik ke kantung kemiskinan yang terdelineasi secara jelas, dengan target kelompok dan berbagai sub-program yang terdefinisi secara spesifik. Dalam kesempatan tersebut, Anton Soedjarwo dari Yayasan Dian Desa menekankan bahwa negara sebagai sinterklas raksasa telah berlalu. Keadaan yang sulit ini merupakan peluang untuk menyadarkan diri sendiri bahwa hak untuk hidup dan mati ada di tangan kita sendiri. Sedangkan Emil Salim selaku ketua DPN menggarisbawahi pentingnya pembangunan masyarakat madani yang mampu memenuhi kebutuhan sendiri dengan kunci membangun manusia-manusia dengan harga diri (cetak miring dari penulis).
To help themselves
Dengan demikian, paradigma yang diajukan Erna Witoelar, Anton Soedjarwo maupun Emil Salim tampaknya adalah usaha mengatasi krisis kemiskinan bersama rakyat, yang bertumpu pada pembangunan komunitas. Jaring Pengaman Sosial tidak sekadar membagi-bagikan sumber daya negara kepada rakyat miskin, tetapi memberdayakan dan membangun manusia seutuhnya sehingga dengan bantuan secukupnya, rakyat dapat bangkit untuk membantu diri mereka sendiri keluar dari krisis. Menggunakan kalimat Rod Burgess, helping some to help themselves.
Tulisan ini akan mencoba menjelaskan secara singkat dan popular bagaimana mengentaskan kemiskinan dan mengatasi krisis bersama-sama dengan rakyat, dan selanjutnya akan dilakukan oleh rakyat sendiri-terutama dari sudut sejarah intelektual, esensi dan bangunan teori strategi pemberdayaan dan konsep helping some to help themselves-yang benar-benar bertumpu pada pembangunan komunitas. Di sini, komunitas diharapkan bisa secara aktif penuh kesadaran dan harga diri berpartisipasi dalam program pengentasan kemiskinan pemerintah: dan belajar untuk bangkit dan menolong diri mereka sendiri keluar dari kritis.
Judul Buku: Menyuarakan Nurani Menggapai Kesetaraan (Membangun Komunitas Mengatasi Krisis), Penerbit: Kompas, Halaman: 118 – 120.