Menunjukkan Ancaman Utama, Baik Langsung Maupun tidak Langsung yang Mempengaruhi Kondisi Target
Pada tahun-tahun belakangan ini, praktisi konservasi dan pembangunan telah menjumpai kesulitan luar biasa untuk menunjukkan dampak proyek yang mereka tangani. Mengapa itu terjadi? Satu kemungkinan penyebabnya adalah bahwa proyek konservasi telah menjadi lebih kompleks dalam perancangan dan pelaksanaannya. Hanya beberapa dekade yang lalu, pendekatan yang paling sering digunakan untuk konservasi adalah pembuatan dan pengelolaan taman. Dalam teori (walaupun tidak niscaya dalam praktik) pendekatan ini tampaknya mudah dan mendasar menetapkan taman, mendirikan pagar di sekitarnya, dan orang tidak boleh masuk. Mengukur keberhasilan konservasi tidak sulit bila tidak ada seorang pun dalam taman yang melakukan kegiatan melanggar hukum, itu dianggap berhasil. Konsekuensi sosial yang negatif terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar taman tidak dipertimbangkan oleh pengelola proyek yang berasal dari luar.
Namun saat ini, kebanyakan proyek konservasi berusaha keras untuk melibatkan masyarakat lokal ke dalam pengelolaan dan konservasi sumber daya alam. Praktisi konservasi telah menemukan bahwa bukan hanya sulit dan mahal untuk memelihara taman, tetapi juga tidak praktis dan bahkan tidak etis melarang penduduk lokal, untuk paling tidak mempunyai akses ke sumber-sumber daya di kawasan taman.
Apa yang telah didapatkan oleh bidang konservasi dalam kesetaraan, telah begitu saja hilang. Kekuatan sosial, ekonomis dan politik merupakan faktor-faktor utama yang harus diperhatikan untuk menjamin keamanan jangka panjang dari kawasan-kawasan alami. Menemukan keseimbangan antara konservasi dan penggunaan sumber daya alam telah menjadi tantangan utama proyek-proyek konservasi dan pembangunan harus dirancang dengan pencapaian keseimbangan ini sebagai tujuan akhir mereka.
Kebanyakan proyek konservasi dan pembangunan dirancang untuk mengurangi tekanan masyarakat yang berada di daerah sumber daya alam untuk mengurangi ancaman langsung dan ancaman tidak langsung terhadap keanekaragaman hayati. Jadi hal tersebut membuat keberhasilan proyek konservasi dan pembangunan dapat diukur dengan melihat hingga tingkat mana tekanan tersebut dapat dikurangi. Pendekatan Penilaian Pengurangan Ancaman (PPA) terhadap perancangan, pengelolaan dan pemantauan proyek dioperasikan di bawah tiga asumsi:
- Hampir semua kerusakan keanekaragaman hayati disebabkan oleh manusia.
- Semua ancaman manusia terhadap keanekaragaman hayati dapat diidentifikasi pada tingkat spesifik-lokasi (site-specific).
- Penurunan ancaman aktual terhadap keanekaragaman hayati dapat diukur.
Penggunaan PPA memungkinkan Anda menyederhanakan pekerjaan Anda dengan memusatkan perhatian pada faktor-faktor ancaman kunci, sambil merencanakan dan memantau proyek Anda. Kalau Anda yakin bahwa Anda telah mengidentifikasi semua ancaman terhadap keanekaragaman hayati di lokasi, dan bahwa Anda telah menangani semua ancaman ini, maka Anda dapat menganggap bahwa konservasi telah terjadi atau akan terjadi pada masa mendatang.
Untuk melaksanakan pendekatan ini, Model Konseptual untuk proyek konservasi dan pembangunan harus memasukkan ancaman langsung dan tidak langsung terhadap keanekaragaman hayati sebagai faktor dalam model. Kemudian Anda dapat mengukur keberhasilan Anda mengatasi ancaman-ancaman ini seiring dengan berjalannya waktu. Dengan mengidentifikasi ancaman secara akurat, mengukur status ancaman sebelum proyek Anda dimulai, merancang dan melaksanakan kegiatan proyek yang sesuai, serta memantau dampak kegiatan Anda seiring dengan berjalannya waktu, Anda dapat menentukan sejauh mana proyek Anda telah berhasil dan membuat penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.
Disarikan dari buku: Ukuran Keberhasilan “Merancang, Mengelola, dan Memantau Proyek-Proyek Konservasi dan Pembangunan”, Penulis:Richard Margoluis dan Nick Salafsky, Hal: 33-34.