Workshop Penguatan Respon Program Anak dengan HIV/AIDS, Jakarta, 30 April 2015
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmuPada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiriEngkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Petikan puisi Kahlil Gibran ini seolah mengingatkan kita untuk selalu meletakkan pikiran bahwa negeri ini berada di tangan anak-anak kita. Namun apa jadinya jika jiwa calon penerus bangsa ini mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya akibat dari kondisi yang bahkan mereka sendiri tidak menginginkannya.
Anak dengan HIV merupakan populasi yang belakangan mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan, di bulan Oktober 2014, negara mencatat kasus anak dengan HIV sejumlah 553 anak di rentang usia 0-4 tahun, serta 234 kasus di rentang usia 5-14 tahun. Jumlah ini tidak bisa dipandang sepele, mengingat anak dengan HIV memiliki kebutuhan yang lebih spesifik selain kebutuhan soal medis.
Berangkat dari kepedulian pada situasi ini, dengan inisasi dari Lentera Anak Pelangi dan Indonesia AIDS Coalition, pada hari Rabu di penghujung bulan April 2015 (30/04/2015), dihelatlah pertemuan koordinasi antar organisasi-organisasi di isu HIV yang memiliki perhatian khusus pada anak dengan HIV. Hadir di kegiatan ini, perwakilan dari organisasi Indonesia AIDS Coalition (IAC), Yayasan Pelita Ilmu (YPI), Lentera Anak Pelangi (LAP), Karisma, Syair untuk sahabat, Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI), Yayasan Hidup Positif (YHP), Layak, Tegak Tegar, Rumah Cemara, Jaringan Indonesia Positif (JIP), dan Spiritia.
Selain dari organisasi masyarakat sipil, hadir pula perwakilan dari KPAN, Subdit AIDS Kementrian Kesehatan, Subdit Ibu dan Anak Kemenkes dan organisasi internasional lain dibawah UN. Fasilitator kegiatan pada hari tersebut adalah Eko Komara dari Penabulu Alliance.
Kegiatan dibuka oleh Putri Sindi dari Indonesia AIDS Coalition selaku tuan rumah, di kesempatan ini peserta juga sedikit mendengarkan pesan-pesan dari KPAN dan Kemenkes. Di tengah hari Prof. Irwanto, salah satu pemerhati isu anak dengan HIV bergabung bersama dalam diskusi. Pesan yang disampaikan oleh beliau cukup jelas, bahwa semua pegiat dalam isu anak dengan HIV ini, semestinya juga memperhatikan keterlibatan anak dengan HIV dalam setiap program yang digagas untuk mereka, maka, semua pegiat dalam isu ini juga memiliki kewajiban untuk menyiapkan anak-anak yang menjadi dampingan mereka agar mampu untuk menganalisa situasi yang terjadi pada dirinya, memahami sistem-sistem yang mampu memberikan dukungan pada mereka, serta memperoleh informasi yang jelas soal resiko yang mungkin akan mereka dapatkan. Sehingga anak akan lebiih mampu untuk melihat segala situasi yang mereka hadapi dengan lebih jernih.
Di ujung hari, Workshop Penguatan Respon Program Anak dengan HIV ini menghasilkan kesepakatan bersama berupa akan diadakannya pertemuan kembali untuk lebih mengerucutkan gagasan isu anak dengan HIV dalam sebuah kerja bersama yang nyata. (TY)