Menyanyi Sekaligus Menjadi Aktivis
Banyak jalan mencintai Indonesia. Glenn Fredly Latuihamallo memilih jalur musik. Penyanyi R&B ini tak melulu berkreasi untuk industri. Dia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial untuk menggugah semangat kebangsaan.
Awal tahun ini, ia menggagas Voice of The East (VOTE). Bukan sekadar pertunjukan, gerakan memajukan Indonesia Timur. Dia menggalang musikus, aktivis, dan pemuka agama untuk bersatu dan bergerak sesuai keahlian mereka. Prakarsa ini bermula dari keresahan Glenn atas sejumlah hal: soal penembakan di Papua dan kerusuhan antaragama di Maluku. “Setiap baca koran, macam-macam kabar pilu dari kawasan Timur,” katanya.
Glenn tak ragu bergabung dengan proyek E.F.A (Everyone For Ambon), pada Juli lalu, untuk membantu korban banjir dan longsor di Ambon. Bersama 22 musikus lainnya, Glenn turut menyanyikan Harapan, lagu ciptaan JFlow yang aransemennya digarap musikus jazz senior Barry Likumahuwa.
Nyong ambon ini lantang bernyanyi demi Indonesia. Pada 2005, ia menciptakan lagu Kita untuk Mereka, didedikasikan untuk korban tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam. Lagu ini dinyanyikan oleh Indonesian Voices, bersama Harvey Malaiholo, Ahmad Albar, dan Vina Panduwinata.
Pada 2007, dia bersama sejumlah musisi menggelar konser amal Soul For Indonesian Earth di Jakarta. Konser ini mencoba “menyentil” kesadaran masyarakat akan bahaya pencemaran lingkungan. Prihatin terhadap masalah di Papua, pada 2011, Glenn berkolaborasi dengan musikus reggae ras muhamad menggubah lagu berjudul Tanah Perjanjian.
Pada 2 september lalu, Glenn menggelar konser tunggal di Istora Senayan yang menampilkan jejak 17 tahun perjalanannya bermusik. Cinta Beta, cinta Indonesia.
Surat Untuk Masa Depan
Saat saya menulis surat ini, saya sedang membayangkan kau di masa depan.
Saya tidak bisa mereka seperti apa masa depanmu saat ini, namun saya hanya bisa mempersiapkan masa depanmu dari hari ini saat saya sedang meluangkan waktu untuk menulis surat ini untukmu, pemuda. Hidup itu adalah perjuangan, dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata, yang saya kutip dari seorang pujangga besar yg kita miliki bernama WS Rendra, sebuah nama dari sebuah generasi yang telah membuka jalan untuk sebuah era reformasi bagi generasi saya.
Era Reformasi yang saya rasakan adalah sebuah cerita yang masih belum sempurna untuk sebuah bangsa besar yang merindukan arti kata merdeka yang sesungguhnya, namun jalan telah diwarisi dan digambar oleh generasi sebelum saya dan saya bersyukur untuk itu.
Saat saya menulis surat ini untukmu, perjuangan untuk sebuah perubahan yang lebih baik untuk bangsa ini masih terus bergulir dari sebuah generasi, untukmu. Satu hal pasti yang tidak akan saya warisi untukmu adalah dendam dan kebencian. Sejarah bisa berulang namun bagi bangsa ini sejarah harus diluruskan sebelum dia berulang, itulah tugas generasiku, untukmu.. aku belajar dan berjuang untuk menolak lupa pada sejarah yang harus diluruskan.
Suratku untukmu adalah sebuah nyanyian jiwa untuk masa depan, yang berusaha menembus semua jantung kekecewan bangsa hari ini.
Suratku untukmu adalah sekaligus sebuah penghormatan bagi generasi sebelumku yang telah berjuang demi Indonesia raya..
Dari barat sampai ke timur dan utara ke selatan negeri ini, biarlah tanah dan airnya bergemuruh bahagia menyanjung dan menyambut kegemilangan generasimu, generasi yang bangga akan kbhinekaannya dan identitasnya sebagai sebuah bangsa besar yang bersatu dan beradab yang akan memimpin kembali peradaban dunia masa depan dengan penuh kebijaksanaan..
Jangan menyerah untuk sebuah kebenaran nurani yang kau yakini, kau adalah raja-raja yang mengabdi untuk rakyatnya yang merdeka, jangan sia-siakan perjuangan kami di masa ini, jadilah jawaban dan terang untuk generasimu.. karena pada akhirnya selalu yang harus aku dan kau warisi dan perjuangkan bersama adalah Cinta..
Jabat erat
Glenn fredly
Sumber: Surat Dari & Untuk Pemimpin, Penulis: Glenn Fredly, Hal: 288-289.