Fasilitasi Perencanaan Strategis 2014-2018 & Penyusunan Sistem Manajemen Program Yayasan Masyarakat Peduli, Lombok Timur, 18-21 Agustus 2014 & 15-21 September 2014
Lombok Timur menyimpan alam dan budaya yang luar biasa indah, juga, mutiara. Saat ini, Yayasan Masyarakat Peduli (YMP), boleh dikatakan sedang melalui proses panjangnya menjadi sebutir mutiara di Lombok Timur. Didirikan oleh Ellena Khusnul Rachmawati pada tahun 2000, YMP bergerak di isu kesehatan lingkungan, sanitasi, dan air bersih. Perkenalan Penabulu dengan YMP dimulai sejak tahun 2012 dalam sektor keuangan, dan berkembang dalam ranah program dan keorganisasian di tahun 2014.
YMP mencoba menguatkan kapasitas pengelolaan program dengan mengembangkan dua capaian utama, yaitu rencana strategis organisasi untuk periode 2014-2018, dan SOP sistem pengelolaan program. Penyusunan Rencana Strategis Organisasi dilakukan pada 18-21 Agustus 2014, difasilitasi oleh Eko Komara dan Dida Suwarida. Beberapa catatan strategis yang terangkat dalam proses perencanaan tersebut adalah:
Visi YMP yaitu: Desa mandiri berbasis pengelolaan sumber daya alam yang lestari.
- Sambang Santri, merupakan semangat dasar YMP untuk mendampingi masyarakat membangun kemandirian. Dalam pelaksanaan program Sambang Santri kemudian menjadi model pendekatan unik yang menjadi ciri khas YMP. Sementara dalam kerangka strategis, Sambang Santri membangun kemampuan YMP untuk mengajak berbagai para pihak untuk bersinergi dalam semangat menguatkan kemandirian masyarakat.
- YMP menekankan perubahan perilaku sebagai pencapaian pokok program. Pendekatan teknis dan infrastruktur dimanfaatkan oleh YMP untuk mencapai hal tersebut. Penempatan sasaran pokok ini pula yang mendorong YMP dapat mengembangkan pendekatan-pendekatan unik dalam implementasi program.
- Dalam implementasi program, YMP memadukan pemberdayaan masyarakat, advokasi, dan intervensi teknologi tepat guna.
- Penggalian masalah dan situasi secara mendalam dalam setiap kali memulai program menjadi salah satu kekuatan YMP.
- Dalam upaya menumbuhkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat, proses Pemicuan merupakan kegiatan penting dalam implementasi program YMP.
- YMP telah mengembangkan proses perencanaan, implementasi, dan monev yang cukup baik secara sistematis dan bertahap. Dalam proses tersebut YMP selalu melibatkan para pihak utama sehingga koordinasi telah dilakukan sejak program masih berupa gagasan awal.
Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan program Air Bersih merupakan dua program utama YMP saat ini. Program STBM merupakan program nasional dibawah koordinasi Kementerian Kesehatan. Pelaksanaan STBM oleh YMP memberikan sumbangan signifikan bagi program STBM, yang terutama:
- Pencapaian perubahan perilaku perlu di tempatkan lebih utama dibandingkan pencapaian teknis. YMP telah begitu kreatif memanfaatkan hal-hal teknis untuk dapat membangun perubahan prilaku masyarakat.
- Pelibatan masyarakat dimulai dari individu dan keluarga. Program-program STBM yang dibangun YMP memperlihatkan betapa pentingnya program STBM dapat membangun hubungan berjangka panjang hingga level keluarga.
- Penting bagi program untuk berhasil menumbuhkan kesadaran dan kemauan para tokoh formal dan informal untuk menunjukkan terlebih dahulu jika mereka telah melaksanakan STBM.
- YMP menempatkan tukang peduli sanitasi sebagai motivator lokal. Dalam upaya ini, pendekatan YMP sesungguhnya merupakan seleksi dan penguatan tukang peduli sanitasi sebagai motivator masyarakat. Tukang peduli sanitasi adalah warga yang berminat untuk memproduksi kloset dan membangun jamban dengan harga terjangkau. Mereka umumnya telah memiliki kemampuan bertukang.
Pendekatan implementasi program YMP didasari konsep Analisa Isu Berbasis Masyarakat/Community Based Issue Analysis (CBIA). Konsep ini menekankan pada pengembangkan kemitraan antara masyarakat dan pemerintah lokal terbawah, dan mendorong tumbuhnya inisiatif lokal yang berasal dari masyarakat sendiri yang dilandasi dengan kemampuan masyarakat tersebut untuk mengelola sumber daya milik mereka.
Seiring bertumbuhnya program yang perlu ditangani, YMP pun mencoba membenahi sistem pengelolaan program. Untuk mendukung maksud tersebut, NM Ruliady dan Tino Yosepyn dari Penabulu berangkat ke Lombok Timur pada 15 September 2014, dan kembali ke Jakarta pada tanggal 21. Kedatangan itu untuk mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk penyusunan SOP pengelolaan program.
Keduanya sempat mengunjungi beberapa desa binaan YMP, yaitu desa Jeruk Manis di kecamatan Sikur, desa Keruak di Kecamatan Keruak, dan desa Sajang di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur. Dalam kunjungan ke desa, fasilitator berkesempatan untuk berdialog secara langsung dengan penerima manfaat dan pelaksana program YMP. Selain itu, tak lupa untuk menikmati keindahan Lombok Timur, dari tepian pantai Labuhan Haji hinga ke kaki Gunung Rinjani.
Dapat dikatakan jika YMP mencoba untuk bersungguh-sungguh menjalankan “berbasis masyarakat”, dimana masyarakat sendiri yang menentukan kebutuhan dan kegiatan perlu dilakukan. Sejak proses perencanaan hingga monitoring dan evaluasi, masyarakat terlibat secara aktif dan mandiri. Dalam kesungguhan itulah YMP tumbuh, dan semoga kegiatan berbenah internal akan semakin menguatkannya.
Di luar itu semua, kita semua menunggu pembelajaran sederhana berikutnya dari YMP. Salam SAMBANG SANTRI. (TY)