Workshop Tata Kelola Organisasi LBH Makassar, Makassar, 14-16 Mei 2015
Di dunia yang tak henti berubah, para pembelajar akan mewarisi bumi, sementara yang berhenti belajar akan berpuas diri, merasa layak mendapat seisi dunia-dunia yang sejatinya sudah tiada: berubah!
– Eric Hoffer –
Menjadi pribadi pembelajar, itulah kira-kira pesan Eric Hoffer pada kita semua dalam memaknai keberadaan kita di dunia. Dalam konteks organisasi, pesan ini juga mengajak untuk kembali berefleksi pada tujuan pembentukan organisasi di awal. Ketika setiap organisasi menginginkan untuk terus dapat memenuhi visi dan misi yang diembannya, maka menjadi organisasi pembelajar adalah harga yang mutlak.
Berangkat dari kesadaran untuk menjadi Organisasi Pembelajar inilah, pada tanggal 13 Mei 2015, tim penguatan kelembagaan Penabulu Alliance yang terdiri atas, Eko Komara, Budi Susilo, dan Tino Yosepyn, bertolak ke Kota Daeng untuk bersama mendiskusikan tata kelola organisasi dengan LBH Makassar pada Workshop Tata Kelola Organisasi, 14-16 Mei 2015.
Diselenggarakan di ruang pertemuan LBH Makassar, workshop ini dihadiri oleh Daeng Azis – Direktur LBH Makassar, Daeng Wawan yang identik dengan topi – Wakil direktur bidang internal, Daeng Zulkifly, biasa dipanggil Zoel – Wakil direktur bidang operasional, para koordinator bidang, Daeng Muhamad Haedir, Daeng Muhajir, Daeng Suharno, Daeng Radianto, dan Daeng Jack. Kakak Ratna Kahali dan Daeng Harris dari bagian administrasi, serta tim keuangan Kakak Nita dan Rahma yang bersemangat.
Di hari pertama, kegiatan dikawal oleh Tino Yosepyn, yang mengajak peserta untuk bersenandung dan menceritakan hal yang menggembirakan hari itu di sesi perkenalan. Derai tawa dan sesekali canda mewarnai proses perkenalan ini. Hari pertama ini juga menjadi hari manggung Mas Budi, begitu Budi Susilo biasa dipanggil. Mas Budi mengajak peserta untuk membuat Kanvas Organisasi untuk memotret secara untuh peta keorganisasian LBH Makassar.
Di hari kedua, teman-teman LBH Makassar bersama Mbak Tino, panggilan Tino Yosepyn, mencoba untuk menyelami lebih dalam tentang Pengelolaan Pengetahuan di Organisasi Nirlaba. Di awal sesi, Mbak Tino dengan aksen Jawa kentalnya, mengajak peserta untuk memimpikan LBH Makassar pada lima tahun kedepan. Mimpi-mimpi yang telah dilontarkan di awal hari ini yang kemudian menjadikan teman-teman LBH Makassar tetap fokus di sela canda tawa, menyerap lembar demi lembar presentasi pengelolaan pengatahuan organisasi nirlaba.
Hari terakhir, mas Budi kembali mengajak teman-teman LBH Makassar untuk memetakan tahap demi tahap yang akan dilakukan oleh LBH Makassar untuk mencapai mimpi pertumbuhan dan keberlanjutan organisasi, dengan tetap dilandasi nilai-nilai yang dipegang oleh LBH Makassar.
Masa depan memang selalu menjadi misteri, tapi tetapi masa depan akan tergantung dari apa yang kita lakukan hari ini. (TY)