Menyusun Indikator LFA
Melengkapi artikel Penyusunan Kerangka Kerja Logis (LFA) Langkah 7 sebelumnya, artikel berikut mencoba memaparkan apa itu indikator dan bagaimana cara penyusunannya.
Indikator-Indikator dalam Kerangka Kerja Logis (Logframe) menunjukkan kinerja. Di dalam analisis dan perencanaan kerangka kerja logis, indikator memegang peranan yang sangat penting yaitu:
- menetapkan target yang realistis (minimum dan sebaliknya) untuk mengukur atau menilai apakah tujuan dari setiap tingkatan sudah tercapai,
- memberikan dasar untuk memonitor, mengkaji ulang dan mengevaluasi kegiatan proyek untuk kemudian dimanfaatkan di dalam manajemen pelaksanaan proyek dan menjadi bagian dari pelajaran yang dapat dipetik bagi proyek-proyek lain,
- proses menetapkan indikator memberi andil di dalam menunjukkan transparansi, kesepakatan dan kepemilikan dari semua tujuan, kerangka kerja logis dan perencanaan.
Sebelum melihat bagaimana indikator disusun, beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah:
- Siapa yang menetapkan indikator adalah hal yang penting, bukan hanya untuk menimbulkan rasa memiliki dan transparansi, tapi juga bagi keefektifan indikator yang dipilih. Menetapkan tujuan dan indikator harus merupakan kesempatan yang berarti bagi manajemen partisipatif.
- Berbagai jenis indikator akan efektif; tuntutan terhadap adanya verifikasi yang obyektif dapat berarti bahwa fokus diletakkan pada kuantitas atau kesederhanaan indikator yang lebih sukar diverifikasi tapi lebih mampu menangkap inti dari perubahan yang sedang terjadi.
- Semakin sedikit indikator semakin baik. Mengukur perubahan memakan biaya, jadi gunakan indikator sesedikit mungkin. Tapi harus ada indikator yang cukup untuk mengukur besarnya perubahan yang sedang terjadi dan memberikan triangulasi (pemeriksaan balik) yang dibutuhkan.
Menyusun Indikator
Indikator biasa juga disebut Objectively Verifiable Indicators (OVIs) untuk menekankan bahwa indikator bukan hanya sekedar penilaian yang subyektif, tapi harus disusun sedemikian rupa sehingga jika pengamat lain mengukur kinerja, kesimpulan mereka akan sama. Indikator akan lebih efektif jika mengandung unsur-unsur kuantitas (quantity), kualitas (quality), dan waktu (time) atau disingkat QQT.
Sebagai contoh, kita mulai dengan indikator dasar:
Langkah 1: | Indikator dasar: |
Hasil panen beras dari petani kecil (yang luas tanahnya kurang atau sama dengan 3 hektar) meningkat | |
Langkah 2: | Tambahkan kuantitas: |
Hasil panen beras dari petani kecil (yang luas tanahnya kurang atau sama dengan 3 hektar) meningkat sebanyak X kg. | |
Langkah 3: | Tambahkan kualitas: |
Hasil panen beras (yang kualitasnya sama dengan panen tahun 1998) dari petani kecil (yang luas tanahnya kurang atau sama dengan 3 hektar) meningkat sebanyak X. | |
Langkah 4: | Tambahkan waktu: |
Hasil panen beras (yang kualitasnya sama dengan panen tahun 1998) dari petani kecil (yang luas tanahnya kurang atau sama dengan 3 hektar) meningkat sebanyak X pada panen akhir tahun 1999. |
Milestones (kejadian yang penting)
Ada kemungkinan timbul kebingungan dalam pemakaian istilah. Kadang-kadang istilah milestones digunakan untuk mengartikan hal yang sama dengan OVI. Namun, jika memang digunakan, mungkin akan lebih baik mengartikannya sebagai target langsung yang sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan dalam jangka waktu yang sudah disepakati. Sebenarnya milestone adalah indikator yang ‘formatif’; pengukuran dilakukan selama berlangsungnya kegiatan, tahapan atau proyek yang menunjukkan apakah kemajuan proyek tetap berada ‘di atas jalur’, tidak sama dengan indikator ‘summatif’ yang digunakan pada kesimpulan atau akhir proyek.