Workshop Penguatan Kelembagaan Pengelola Irigasi Daerah (WISMP-2), Ditjen Bina Bangda Kemendagri, Bali, 15-18 April 2013

Apr 15, 2013 No Comments by

Tahun 2012, satu lagi warisan budaya kita serahkan pada dunia melalui UNESCO, Subak. Subak merupakan cara orang-orang Bali untuk adil membagikan air dari sebuah sumber kepada sekelompok sawah. Selain menjadi manifestasi ajaran Tri Hita Karana, tiga jalan menuju kebahagiaan yaitu harmoni antara manusia, alam, dan  Tuhan; Subak juga warisan budaya demokratis tertua nusantara yang teruji lebih sebelas abad. Subak juga memberi banyak inspirasi pada sistem pengairan yang dikembangkan oleh Pemerintah. Maka, saat berbagai anggota Komisi Irigasi dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Bali, seperti anak-anak yang menengok sang ibu.

Kegiatan itu dilaksanakan selama empat hari, sejak hari ke15 hingga hari ke18 bulan April 2013, di Grand Inna Kuta Bali. Diselenggarakan oleh Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri dengan nama “Pelatihan Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Irigasi di Daerah”, Sebanyak 18 anggota Komisi Pengelolaan irigasi dari 18 propinsi hadir, terdiri dari perwakilan Dinas Pertanian, Dinas PU, BAPEDDA, Komisi Irigasi, dan Perhimpunan Petani Pemakai Air.

Diisi oleh pemateri-pemateri yang handal di sektor pengairan, seperti Prof DR. Ir. Wayan Windya,MS dari Universitas Udayana Bali. Serta narasumber-narsumber dari Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementrian Dalam Negeri, Kementrian PU, Kementrian Pertanian dan Bappenas.Pelatihan ini juga difasilitasi oleh Tim Fasilitator dari Lingkar LSM.

Malam pertama, peserta mendapatkan pengarahan dari Direktur Jendral Bina Pembangunan Daerah, Bapak DR. Muh. Marwan, M.Si, yang sekaligus membuka rangkaian kegiatan pelatihan. Dialog Interaktif yang menarik terjadi antara Bapak Direktur dengan para peserta pelatihan, sesekali diselingi dengan gurauan-gurauan ringan khas Pak Marwan.

Dihari kedua, para peserta dimanjakan dengan curahan materi dari para narasumber. Berbagai macam perspektif dan pandangan dari berbagai sudut dipaparkan oleh narasumber. Para peserta terlihat antusias di setiap sesinya, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh mereka. Di penghujung hari NM Ruliady menutup sesi dengan materi tentang bagaimana Mengembangkan Evaluasi Kinerja dan Pelaporan KPI. Dengan gaya khas nya, Rully, begitu dia biasa disapa, mampu menggugah semangat para peserta untuk mengenal lebih dalam proses dan metode evaluasi di sisa hari ini.

Esoknya, peserta mendapatkan kesempatan untuk kunjungan lapangan ke Subak Lodtunduh, Gianyar Bali. Dikawal oleh tim fasilitator dari Lingkar LSM, Rully, Tino Yosepyn, Lisa Boy dan Yuniawan’ Gembez’ Setiadi. Para peserta yang terbagi dalam kelompok-kelompok kecil, diajak menyusuri aliran Subak Lodtunduh dari hulu sampai ke hilir, melihat langsung sistem pengairan yang mendunia itu. Banyak tanggapan yang muncul tentang model pengelolaan irigasi Subak. Dampaknya, peserta dengan antusias menghujani narasumber, pengurus Subak Lodtunduh, yang didampingi Prof  Wayan, dengan banyak pertanyaan. Di sesi ini Prof Wayan kembali menegaskan “Subak memang tidak efisien,namun pendistribusian air di sawah Bali dapat diatur secara efektif dan proporsional”.

Malam harinya, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil bedahan di Subak Lodtunduh. Disaat yang sama diberikan penghargaan bagi peserta yang dinilai memiliki keaktifan dan penguasaan materi diatas peserta lainnya. Malam ini juga malam penghujung pelatihan. Sebelum ditutup oleh Bapak Iwan Kurniawan, ST.MM. Perwakilan Lingkar LSM, NM Ruliady, mendapatkan kepercayaan dari panitia penyelenggara untuk menyampaikan closing notes. Catatan menarik yang disampaikan Rully adalah,”Subak dan keirigasian nasional mempunyai pendekatan berbeda, Subak, berbasis pada Tri Hita Karana, sedangkan keirigasian nasional berbasis pada struktural. Melihat Subak dari pendekatan struktural saja akan sulit menemukan esensi dan kekuatan Subak”. (TY)

Liputan

About the author

lingkarLSM hadir untuk menemani pertumbuhan. Kami mengidamkan masyarakat sipil yang jujur dan punya harga diri. Kami membayangkan ribuan organisasi baru akan tumbuh dalam tahun-tahun perubahan ke depan. Inilah mimpi, tujuan dan pilihan peran kami. Paling tidak, kami sudah memberanikan diri memulai sebuah inisiatif; dan berharap langkah kecil ini akan mendorong perubahan besar.
No Responses to “Workshop Penguatan Kelembagaan Pengelola Irigasi Daerah (WISMP-2), Ditjen Bina Bangda Kemendagri, Bali, 15-18 April 2013”

Leave a Reply