Tahapan Perencanaan Strategis

Jun 11, 2014 3 Comments by

Proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis, yaitu:

  1. 1. Tahap pengumpulan data
  2. 2. Tahap analisis
  3. 3. Tahap pengambilan keputusan

Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekadar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti:

  • Analisis pasar
  • Analisis kompetitor
  • Analisis komunitas
  • Analisis pemasok
  • Analisis pemerintah
  • Analisis kelompok kepentingan tertentu

Data internal dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti:

  • Laporan keuangan (Neraca, Laba-Rugi, Cash-flow, Struktur pendanaan)
  • Laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn-over)
  • Laporan kegiatan operasional
  • Laporan kegiatan pemasaran

Model yang dipakai pada tahap ini terdiri atas tiga, yaitu:

  • Matriks Faktor Strategi Eksternal
  • Matriks Faktor Strategi Internal
  • Matriks Profil Kompetitif

 

Matriks Faktor Strategi Eksternal

Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu Faktor Strategi Eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal:

  • Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
  • Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
  • Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untukfaktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.
  • Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
  • Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
  • Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Jika manajer strategis telah menyelesaikan analisis faktor-faktor strategis eksternalnya (peluang dan ancaman), ia juga harus menganalisis faktor-faktor strategis internal (kekuatan dan kelemahan) dengan cara yang sama. Agar lebih jelas, lihat Tabel EFAS berikut ini. Jadi, sebelum strategi diterapkan, perencana strategi harus menganalisis lingkungan eksternal untuk mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan ancaman. Masalah strategis yang akan dimonitor harus ditentukan karena masalah ini mungkin dapat memengaruhi perusahaan di masa yang akan datang.

Untuk itu penggunaan metode-metode kuantitatif sangat dianjurkan untuk membuat peramalan (forecasting) dan asumsi, seperti ekstrapolasi, brainstorming, statistical modelling, riset operasi, dan sebagainya.

Matriks Faktor Strategi Internal

Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Intemal Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength and Weakness perusahaan. Tahapnya adalah:

  • Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
  • Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.)
  • Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.
  • Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
  • Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
  • Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
  • Pada pembahasan berikut terdapat contoh cara perhitungan Bobot dan Rating dalam Analisis SWOT.

Contoh Cara Perhitungan Bobot dan Rating dalam Analisis SWOT

Perhitungan bobot dan rating dalam Analisis SWOT dapat menggunakan dua cara, yaitu:

  • Menggunakan FGD (Focus Group Discussion). Masing-masing peserta menilai bobot dan rating untuk masing-masing indikator.
  • Menggunakan kuesioner. Masing-masing responden memberikan penilaian dari 1 = tidak penting, sampai 5 = sangat penting.

Apabila menggunakan kuesioner, sebelumnya perlu diidentifikasi indikator-indikator yang ingin ditanyakan dalam kuesioner SWOT. Cara mengidentifikasi indikator SWOT adalah dengan menggunakan kajian literatur, wawancara atau riset eksploratif.

Disarikan dari buku: Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, Penulis: Fredy Rangkuti, Hal: 23-29.

Perencanaan, Rencana Strategis

About the author

The author didnt add any Information to his profile yet

3 Responses to “Tahapan Perencanaan Strategis”

  1. dhinie says:

    bagaimana caranya jika menghitung bobot tanpa menggunakan kuesioner? tabel IFAS saya ada 9 faktor, bagaimana caranya, mohon bantuannya terimakasih

    • Endra says:

      Contoh Cara Perhitungan Bobot dan Rating dalam Analisis SWOT
      Perhitungan bobot dan rating dalam Analisis SWOT dapat menggunakan dua cara, yaitu:
      Menggunakan FGD (Focus Group Discussion). Masing-masing peserta menilai bobot dan rating untuk masing-masing indikator.
      Menggunakan kuesioner. Masing-masing responden memberikan penilaian dari 1 = tidak penting, sampai 5 = sangat penting.
      Apabila menggunakan kuesioner, sebelumnya perlu diidentifikasi indikator-indikator yang ingin ditanyakan dalam kuesioner SWOT. Cara mengidentifikasi indikator SWOT adalah dengan menggunakan kajian literatur, wawancara atau riset eksploratif.

      semoga penjelasan ini bermanfaat ya bu dhinie

      salam,
      admin

  2. Ika Mustafa says:

    berarti itu option ya? kalau pakai FGD, bearti hanya diskusi kelompok terarah tanpa menggunakan angket. jadi, peserta menilai masing2 bobot, seperti itu ya ?

Leave a Reply