Seni untuk Kebaikan

Apr 11, 2015 No Comments by

Berikan secarik kanvas pada Tisna Sanjaya, ia akan mengubahnya menjadi sebuah esai sosial. Dengan kuas, cat, kanvas, atau medium seni rupa apapun, Tisna senantiasa menyuarakan keresahannya terhadap kondisi sosial, lingkungan, ekonomi dan politik. Ia dengan sadar menempatkan dirinya sebagai penyuara bagi mereka yang terpinggirkan.

Di lapangan kampus Institut Teknologi Bandung, misalnya, ia tiba-tiba ”mengotori” kampusnya dengan 150 kilogram sampah industri yang dipinjamnya dari pengumpul limbah di Cigondewah, Bandung. Ia memajang plastik bekas pembungkus jajanan berwarna warni, menjejerkannya dengan batang bambu, serta memasang gambar-gambar tokoh yang berkulit sampah. Lewat seni instalasi ini, Tisna hendak menyindir ketidakpedulian pemimpin terhadap kualitas lingkungan yang memburuk.

Tak cuma bisa ”cerewet” lewat karya, Tisna bersama beberapa aktivis lingkungan juga terjun membantu masyarakat mengatasi sampah. Dalam komunitas di desa Batu Rengat, Cigondewah Bandung mereka menanam pohon, menjernihkan air, hingga memulihkan tradisi-tradisi seni lokal. “Kami bergerak di antara tumpukan limbah industri, di tepi sungai Cikondang Batu rengat yang dulu airnya jernih tempat anak-anak berenang dan berwudlu,” ujar penggemar olahraga sepak bola ini.

Sejak kecil, ia menyaksikan betapa ruang terbuka publik menyusut tergerus pembangunan kota. Ini yang melatari dosen itB lulusan sekolah seni Freie Kunst, Hochschuele Fur Bildende Kunste Braunschweig di Jerman ini selalu berangkat dari kondisi aktual lingkungan sekitarnya dalam berkarya.

Berbagai karya seninya telah dijadikan koleksi di sejumlah museum dan galeri di Amerika, Jepang, Jerman, Prancis dan Indonesia. “Karya seni merupakan sebuah jembatan untuk mencintai kehidupan, saling berbagi rasa untuk kebaikan,” ujar Tisna.

 

 

Imajinasi Pemimpin

Saya berimajinasi – memimpikan muncul pemimpin yang dicintai dan mencintai rakyatnya..

Pemimpin yang mencintai rakyatnya adalah sosok pemimpin yang hidup di tengah-tengah rakyatnya menjadi ritme kehidupan keseharian, lebur, luluh, guyub, dan antusias menghadapi berbagai tantangan kehidupan untuk tujuan menumbuhkan spirit demi mencapai kebahagiaan bersama.

Impian bisa menjadi kenyataan jika terus diupayakan, menjadi cita-cita bersama hingga hadirnya seorang pemimpin yang memiliki daya hidup yang mampu menciptakan karya-karya kreatif dan inovatif di tengah-tengah perubahan jaman.

Bukan mimpi dan sebuah anugerah untuk menjadi pemimpin yang dicintai rakyatnya. Syaratnya adalah tulus jiwa raga untuk saling berbagi rasa, menyentuh ulu hati rasa kemanusiaan rakyatnya untuk bersama-sama menanam, menyirami, menjaga Tanah Air negeri ini menjadi oase bagi peradaban dunia..

Tidak akan menemui hambatan untuk menjadi pemimpin yang berhasil dan memunculkan martabat kebanggaan dari negeri Indonesia, sebab negeri ini telah bertabur, beunghar akan keragaman etnik dan spirit kekayaan nilai-nilai beragam agama serta sumber daya alamnya yang melimpah nan elok bagai lukisan mozaik.

Saya yakin sedang tumbuh pemimpin dari negeri ini yang akan menjadikan negeri ini dikenal oleh dunia sebagai negeri yang punya pemimpin yang memberi inspirasi menumbuhkan keadilan, aman, dan damai..

Saya percaya pada alam dan karakter dari manusia-manusia penyangga negeri ini yang dilingkupi oleh nilai-nilai spirit kebijakan tradisi hati nurani yang selalu saling mencintai dan saling mengingatkan dengan santun nilai-nilai agama yang rahmatan lil alamin dan tata nilai yang mulia dari tradisi-tradisi kabijakan lokal yang berlimpah di ranah budaya kita yang someah hade ka semah – ramah baik budi pada tamu.

Akumulasi dari jutaan harapan dan do’a dari manusia-manusia yang tulus, ikhlas, belajar, dan saling mengajarkan kebaikan. Maka akan bertumbuhan para pemimpin terbaik dari negeri ini: presiden, gubernur, walikota, bupati, rektor, guru, dan sebagainya.

Mereka akan memberdayakan jabatannya sebagai amanah untuk memuliakan peradaban yang damai dari negeri Indonesia agar menjadi suri teladan bagi dunia..

Mari kita bermimpi, berimajinasi, dan bekerja keras menjadi pemimpin yang bermanfaat dan merdeka bagi negeri Indonesia yang indah ini.

Sumber: Surat Dari & Untuk Pemimpin, Penulis: Tisna Sanjaya, Hal: 280-281.

Cerita Perubahan, Mengawal Perubahan, Pertumbuhan

About the author

The author didnt add any Information to his profile yet
No Responses to “Seni untuk Kebaikan”

Leave a Reply