Konsinyasi Persiapan Penyusunan Rencana Strategis Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah, Jakarta, 13-14 Oktober 2014

Okt 14, 2014 No Comments by

“Berpikir strategis merupakan perpaduan cara berpikir mekanis dengan tetap mempertimbangkan intuisi” demikian ujar Mas Budi Susilo mengawali kegiatan hari pertama. Mengambil tema besar Menyusun Koreografi Gerak KPPOD, di Rumah Kemuning pada tanggal 13-14 Oktober 2014 diselenggarakanan konsinnyasi persiapan penyusunan renstra KPPOD. Kegiatan ini difasilitasi oleh duet fasilitator Penabulu, Budi Susilo dan NM Ruliady, serta dihadiri oleh segenap jajaran sekretariat KPPOD; Robert Endi Jaweng (Direktur Eksekutif), Regina Retno Budi (Administrator), Winantyo (IT dan Dokumentasi), Kurniawaty Septiany (Finance), Liza Karlinda (Peneliti), Budi Reza (Peneliti), Iqbal Damanik (Peneliti), Agus Salim (General Officer).

Kegiatan diawali dengan paparan hasil pendampingan dan wawancara oleh Bang Rully, yakni mengenai Isu yang muncul, Peluang KPPOD, dan Resiko yang akan dihadapi dalam merespon isu serta peluang yang ada. Dari ketiga hal yang disampaikan ini, kemudian jajaran sekretariat KPPOD diajak untuk berefleksi kembali kenapa sebuah organisasi membutuhkan perencanaan strategis.

Kata Strategis berasal dari bahasa Yunani, Strategon, ini adalah sebuah permainan yang dilakukan oleh para panglima untuk menuju kemenangan. Ketika kita memilih untuk masuk dalam dunia yang strategis, kita harus berpikir selayaknya seorang panglima perang. Perencanaan strategis ada dua tingkat, perencanaan strategis, lalu pelaksanaan staretegis. Langkah pertama dari berpikir strategis adalah menyanyakan kembali, where are we ? kemudian kita akan bertanya where are we going?, kemudian setelah ketemu kita menemukan pertanyaan how to we get there?, tidak selesai disitu kemuadian kita akan bertanyan kembali what we get the result? Hasil-hasil yang didapatkan kemudian akan membuat kita kembali bertanya, what are the lesson? Ini yang nanti akan dikembangkan menjadi knowledge management dalam organisasi. Dari kerangka itulah maka sebuah perencanaaan strategis haruslah mencakup lima dimensi berikut; Memiliki dampak yang besar, Mempengaruhi banyak orang, Mengacu dalam jangka yang sangat panjang (5-10 th), Berintegrasi dengan beberapa hal/integratif, dan Fundamental.

Kemudian jajaran staff KPPOD dibagi kedalam dua kelompok, analisa internal dan analisa eksternal untuk mengelaborasi isu, peluang, dan resiko dengan menggunakan kerangka analisa; Trend, Target group, Stake Holder, Internal organsasi, dan Hasil Kerja. Cukup banyak hal yang dapat diinventarisir kembali oleh kedua kelompok ini. Dinamika diskusi pun menjadi semarak, dengan joke-joke segar ala Mas Sigit saat mengomentari paparan hasil diskusi masing-masing kelompok. Candaan-candaan yang muncul cukup menjadi obat mengingat panjangnya proses yang harus dilalui oleh KPPOD di hari pertama.

Hari kedua, diskusi lebih banyak mengelaborasi hasil resume di hari pertama yang dipaparkan oleh Bang Rully. Dinamika diskusi menjadi lebih menarik, ketika masing-masing staff KPPOD memiliki kesempatan untuk bersuara dalam forum lintas isu dalam organisasi. Isu manajemen pengetahuan, gender, dan optimalisasi website menjadi beberapa isu yang menarik dari pagi hingga jelang tengah hari. Tepat saat makan siang, kegiatan konsinyasi persiapan penyusunan rencana strategis KPPOD resmi ditutup. (TY)

Liputan

About the author

Butuh waktu yang cukup bagi saya untuk memahami,bahwa, saat organisasi berhasil menyatakan visi dan mandat yang diemban, saat itu pula visi hidup saya menjadi kenyataan. Hal ini juga yang membuat saya betah bergelut di sektor nirlaba, ranah yang bisa jadi tak lazim untuk kebanyakan orang. Sektor ini mengajarkan saya dengan sungguh, apa makna berbagi, saling memberi dan menerima. Satu putaran siklus yang boleh jadi tak pernah putus dalam hidup.
No Responses to “Konsinyasi Persiapan Penyusunan Rencana Strategis Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah, Jakarta, 13-14 Oktober 2014”

Leave a Reply