Bangsa Kita Terbiasa Berpikir Jangka Pendek

Okt 03, 2014 No Comments by

Hal lain yang mendorong kebangkrutan organisasi bisnis nasional adalah sikap dan cara pandang para pengambil keputusan yang relatif pendek. Khususnya yang dialami oleh BUMN, karena para pemimpin BUMN umumnya diberi “jatah waktu berkuasa” sekitar 4 – 5 tahun. Suatu periode yang sangat pendek bagi suatu jabatan strategis, sehingga mereka tidak merasa tertarik untuk melaksanakan program-program stratejik yang umumnya jangka panjang, karena hasilnya baru akan mereka peroleh dalam waktu yang relatif panjang, yang mungkin melebihi batas waktu berkuasanya. Para direksi hanya tertarik untuk melaksanakan program-program yang bisa memberi hasil segera, dalam rentang waktu kuasanya, sehingga nama dan prestasinya bisa diperolehnya saat masih berkuasa.

Umumnya mereka hanya berusaha untuk sekedar hidup pada saat ini saja, mirip seperti pengemis atau supir angkot yang hanya berpikir bagaimana caranya mendapatkan uang untuk memenuhi tuntutan setoran para pemilik hari ini, dan mereka bisa hidup hari ini maka mereka berlomba-lomba untuk mencari uang walaupun untuk itu sering perilakunya membahayakan pemakai jalan yang lain. Akibatnya, tidak jarang kalau ada direksi yang juga berperilaku seperti supir angkot, misalnya untuk mencapai target kekayaan atau untuk memenuhi tugas setorannya, tidak jarang mereka “memeras karyawan, menipu pelanggan atau mampu mitra bisnisnya”, dan bahkan berbuat hal yang merugikan rakyat.

Cara berpikir jangka pendek ini telah menghancurkan tatanan fundamental organisasi, yang umumnya harus dibangun dengan membutuhkan waktu yang cukup lama dan sekaligus dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan organisasi dalam jangka panjang. Indikator-indikator kinerja organisasi berbentuk rasio-rasio keuangan jangka pendek, umumnya digunakan untuk mengukur kinerja direksi; seperti peningkatan nilai saham, atau tingkat solvabilitas dan keuntungan tahunan perusahaan, telah menjebak para pengambil keputusan untuk mengabaikan pembangunan fundamental bisnis jangka panjang. Sering kita mendengar terjadinya investasi jangka panjang yang terlambat, seperti dialami oleh PT Pelabuhan yang terlambat membangun pelabuhan, atau PT PLN yang terlambat membangun pembangkit listrik nasional, karena investasi seperti ini akan menurunkan kinerja keuangan jangka pendek, walaupun sebenarnya akan menyelamatkan perusahaan dalam jangka panjang.

Disarikan dari buku: Knowledge Management dalam Konteks Organisasi Pembelajar, Penulis: Jann Hidayat Tjakraatmadja, Donald Crestofel Lantu, Hal: 52-53.

 

Pengelolaan Pengetahuan

About the author

The author didnt add any Information to his profile yet
No Responses to “Bangsa Kita Terbiasa Berpikir Jangka Pendek”

Leave a Reply