Bagaimana Menyusun Logical Frame Work Analysis?

Mei 01, 2013 No Comments by

LFA Pertama kali diperkenalkan oleh Leon J. Rosenberg dan digunakan sejak tahun 1969 oleh USAID. Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Logical_framework_approach. Logical Framework atau disingkat logframe kemudian digunakan oleh organisasi-organisasi lainnya seperti CIDA,  DFID, UNDP dan organisasi LSM di seluruh dunia. Logframe digunakan secara luas karena mengharuskan berpikir terorganisir, dapat menghubungkan kegiatan-investasi-hasil, dapat digunakan untuk menetapkan indikator kinerja dan pengalokasikan tanggung jawab, dapat digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan tepat dan jelas, dapat juga digunakan untuk menyesuaikan dengan keadaan yang tiba-tiba berubah dan dapat memperhitungkan resiko. LFA disebut sebagai alat untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi dari sebuah program meskipun LFA dibuat saat perencanaan namun ketiganya terintegrasi menjadi satu kesatuan dalam LFA. Prasyarat dari LFA yaitu membutuhkan pengetahuan dan informasi yang cukup untuk mampu digunakan sebagai alat perencanaan program atau project.

Ada beberapa pokok dalam karakteristik LFA yaitu:

  1. Berangkat dari akar masalah untuk menentukan tujuan.
  2. Berorientasi pada tujuan dan penerima manfaat oleh sebabnya LFA disebut sebagai management berbasis hasil yang bertujuan terhadap hasil yang diharapkan.
  3. Partisipatif, karena dokumen yang dihasilkan itu sebagai bentuk kepemilikan bersama. Syarat dari partisipatif yaitu sepahaman dan sepakatan jika tidak ada kesepahaman berarti tidak sepakat ataupun sebaliknya, dan jika tidak sepaham dan sepakat maka tidak partisipatif dan bukan disebut LF.
  4. Logis dan sistematis, karena LFA atau Approach adalah pendekatan kerangka logis jadi harus masuk akal.

1

Beberapa langkah secara analogis dalam LFA diantaranya:

1. Melakukan analisa konteks saat program akan dibuat yang didapat dengan banyak cara salah satunya SWOT analisis yang sangat umum dan untuk memetakan kekuatan dan kelemahan baik internal maupun eksternal.

2

2. Analisa stakeholder yang paling penting adalah kita harus mencari dan analisis siapa penerima manfaat dari output dan outcomenya, mengadress pelaksananya serta mengetahui dan mengenali tingkatan dari pengambil keputusan dan pembuat kebijakan.

3

3. Analisa situasi atau analisa masalah berdasarkan pohon masalah (negatif) yang disandingkan dengan pohon tujuan (positif), PR dalam pembuatan pohon masalah apa yang menjadi negatif harus menjadi positif.

4. Analisa tujuan.

5. Rencana  kegiatan.

6. Perencanaan sumber daya.

7. Indikator.

8. Analisa resiko dan analisa asumsi. Setiap level harus ada resiko dan mediasinya, sederhananya menggunakan analisis asumsi jika–maka-dan jika-maka. Dan setiap membuat sesuatu harus menggunakan sistem checking dan balancing. LFA harus tertulis oleh sebab itu hasil dari LFA harus menjadi dokumen.

5

Sumber: Kelas Kyutri, Jumat, 22 Februari 2013.

Rencana Strategis, Sasaran dan Pendekatan

About the author

lingkarLSM hadir untuk menemani pertumbuhan. Kami mengidamkan masyarakat sipil yang jujur dan punya harga diri. Kami membayangkan ribuan organisasi baru akan tumbuh dalam tahun-tahun perubahan ke depan. Inilah mimpi, tujuan dan pilihan peran kami. Paling tidak, kami sudah memberanikan diri memulai sebuah inisiatif; dan berharap langkah kecil ini akan mendorong perubahan besar.
No Responses to “Bagaimana Menyusun Logical Frame Work Analysis?”

Leave a Reply