17 Metode Fundraising

Apr 10, 2013 No Comments by

Oleh: Sigit Budhi Setiawan

Memahami dengan baik cara masyarakat menyumbang sama juga mendapatkan kata kunci bagaimana menggalang sumber daya dan dana yang efektif dari masyarakat. Setidaknya 80% pekerjaan penggalangan sumber daya dan dana dari masyarakat telah terlaksana, apabila seorang fundraiser telah berhasil memetakan metode ini, utamanya terhadap donatur potensial mereka. Dalam sesi inspirasi kali ini, kami akan mengkaji berbagai metode orang menyumbangkan sumber daya dan dana mereka untuk memetakan bagaimana sebaiknya menggalang sumber dan dana dari masyarakat secara efektif.

Setidaknya terdapat 17 metode menyumbang masyarakat yang dilakukan atas motif agama dan non-keagamaan. Sumbangan tersebut tidak hanya berupa uang tetapi juga natura, tenaga, keahlian, jaringan dan sebagainya. Para donatur ini biasanya menyumbang ketika diminta secara langsung dengan motivasi agama, belas kasihan, solidaritas sosial dan kepercayaan kepada sang peminta atau organisasi peminta. Secara umum, metode orang menyalurkan sumbangan sumber dan dana tergambar sebagai berikut:

  1. Event/ Kegiatan. Event atau pelaksanaan kegiatan di masyarakat merupakan ajang yang sering digunakan dermawan untuk bersosialisasi dan menyumbang. Tidak mengherangkan bahwa di negara-negara yang penggalangan sumberdaya mereka telah terorganisir dengan baik, secara  rutin menggelar event, dalam berbagai bentuknya untuk menggalang dana. Acara-acara tersebut bisa berupa lelang, ramah tamah,  lomba, konser musik dan sebagainya.
  2. Dipotong langsung dari pembelian/pembayaran jasa. Metode memotong langsung dari pembelian atau pembayaran jasa nampaknya salah satu metode yang paling familiar bagi masyarakat Indonesia. Di mal-mal atau restaurant, oleh produsen, para pelanggan selalu diberi informasi sekaligus ditawari tentang uang kembalian mereka. Kembalian tersebut untuk Pada masa lalu, sering ditemui mall, pusat perbelanjaan, retailer atau jasa lain memberian uang kembalian atas pembayaran barang atau jasa dalam bentuk permen atau barang lain. Konsep ini kemudian banyak menuai protes pelanggan. Hak-hak konsumen secara sepihak dilanggar oleh produsen/penyedia jasa. “Sebaliknya, apa kita juga membeli barang/jasa dengan permen ditempat Anda?” begitu protes konsumen sering terdengar.
  3. Kotak amal atau charity box merupakan salah satu cara orang menyalurkan sumbangan mereka untuk program keagamaan, sosial dan kemasyarakatan umumnya. Pada masa kini, kotak amal tidak hanya dikemas semenarik mungkin, namun juga diberi julukan yang unik, dengan bahasa asing atau istilah khusus, namun sebetulnya fungsinya sama. Secara dampak, pengemasan dan pemberian nama yang unik menjadikan kotak amal ‘naik kelas’ dan diterima untuk dipajang atau digunakan dibanyak tempat dan kegiatan. Orang pun tidak segan dan merasa rendah ketika menyumbang dalam kotak amal yang telah dikemas dan direbranding tersebut. Alhasil berpikir diluar kebiasaan adalah penting dalam menemukan dan menggalang sumber daya dan dana di masyarakat.
  4. Teman, kerabat atau sosok yang dikenal biasanya menjadi metode penyaluran sumbangan individu atau masyarakat terhadap progam atau kegiatan kemanusiaan. Melalui sosok-sosok ini, biasanya masyarakat merasa nyaman dan dapat mempercayai bahwa sumbangan yang mereka salurkan akan dimanfaatkan dan digunakan dengan baik dan tepat.
  5. Direct debit atau pemotongan langsung. Dengan menggunakan metode ini, penyumbang atau donatur memberikan otorisasi kepada pihak bank atau penyelenggara lain untuk secara langsung memotong sejumlah uang dengan tujuan sosial secara regular dan terencana.
  6. SMS. SMS merupakan salah satu metode baru yang berkembang pesat sejak jaman ledakan informasi mendunia.  Dalam model SMS ini ada beberapa metode  yang biasa digunakan orang menyumbang atau menggalang dana. Para penyumbang biasanya menggunakan SMS Donation, Ring Back Tone, SMS Vote dan sebagainya untuk memberikan sumbangan dalam bentuk uang, cause related marketing atau sumbangan berupa dukungan. Sedanng dari sisi penggalang, SMS center merupakan cara yang efekif untuk memberikan informasi mengenai program kemaanusiaan yang dijalankan oleh lembaga dan bisa digunakan secara langsung untuk  sumbangan sumberdaya dan dana.
  7. Kegiatan agama / tempat ibadah. Bangsa Indonesia bisa dikatakan sebagai  bangsa pemurah  dan juga saleh. Hal tersebut tercermin dari berbagai survei (2000, 2004, dan 2007) yang dilakukan PIRAC. Sebagian besar para penyumbang termotivasi untuk memberikan sumbangannya untuk alasan agama atau kegiatan yang terkait dengan keagamaan. Mereka menyumbang tidak hanya dihari-hari khusus ibadah tetapi juga diberbagai tempat yang menggalang sumbedaya dan dana untuk keperluan agama. Namun tempat ibadah dan dalam kegiatan ibadah lah kebanyakan, para dermawan Indonesia tersebut memberikan sumbangannya.  Maka tidaklah mengherankan jika sumbangan kedermawanan terbesar yang bisa digalang di Indonesia bersumber dari agama. Sebut saja misalnya dari Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) dan Wakaf. Untuk potensi ZIS saja setidaknya telah mencapai 7,5 Trilyun, namun hanya 1-3.6 Trilyun yang telah digalang oleh lembaga kemanusian di Indonesia. Artinya pasar untuk kedermawanan bidang ini masih luas untuk digalang.
  8. Kanvasing oor-to-door. Para donatur memiliki kecenderungan untuk memberikan sumbangannya melalui metode ini, mereka didatangi secara langsung secara langsung, terjadwal atau melalui perjanjian pertemuan tertentu. Selain dimotivasi karena permintaan, orang menyumbang melalui metode ini juga dimotivasi karena merasa dibutuhkan dukungannya.
  9. Permintaan via surat / e-mail/ sms broadcasting. Permintaan langsung melalui surat cetak atau surat elektronik merupakan salah satu metode menggalang sumber daya dan dana tertua. Permintaan melalui surat ini selain untuk melanggengkan hubungan dengan donatur yang telah menyumbang, menjaga jaringan tetapi juga bisa menggalang donor baru. Seperti metode-metode menggalang dana yang lain, harus dipikirkan pengemasa dan kapan surat ini sebaiknya disampaikan pada donor atau calon donor yang ada. Ada pepatah, sentuhlah hatinya, maka pikiran dan dukungannya menjadi milik anda.
  10. Kanvasing publik. Metode ini oleh penyumbang sering dijadikan sebagai penyaluran kedermawanan mereka. Biasanya dalam acara-acara penggalangan sumber daya dan dana yang dilakukan di tempat umum dengan sasaran masyarakat, para donatur bisa mengerti dan mengenal berbagai kegiatan yang bisa mereka dukung atau bantu intervensinya. Bentuknya dukungan sumber daya dan dana bisa berupa uang, pembelian barang atau kerelawanan.
  11. Kegiatan amal. Kegiatan amal yang dilakukan oleh individu, lembaga sosial dan lembaga agama merupakan salah satu metode masayrakat memberikan sumbangannya. Selain bentuk sosialita, mereka juga terketuk untuk memberi komitmen kehidupan yang lebih baik untuk semua orang. Kegiatan amal yang biasa diadakan misalnya adalah bazaar, bhakti sosial dan sebagainya.
  12. Tempat kerja. Tempat kerja merupakan salah satu tempat favorit para penyumbang untuk menyalurkan sumber daya dan dana mereka. Maka tidak mengherankan bila beberapa lembaga sosial dan kemanusian seperti YDSF merekrut para karyawan atau orang tertentu untuk menggalang sumbangan daya dan dana dari para pekerja kantoran. Hasilnya ternyata tidak mengecewakan, bahkan secara rutin tiap bulan atau tiap kegiatan sejumlah dukungan mengalir rutin dengan jumlah yang cenderung meningkat.
  13. Payroll Giving. Metode menyumbang dengan memberikan otorisasi kepada perusahaan untuk memberikan sekian sekian ratus, sekian ribu rupiah atau jumlah tertentu per bulan atau jangka waktu tertentu. Di banyak perusahaan dan organisasi, skema ini berhasil menjadi alat penggalangan sumberdana.
  14. Telepon. Banyak donatur potensial kemudian memutuskan menyumbang setelah mendapatkan kontak telepon dari lembaga sosial atau penyelenggara penggalangan dana kemanusiaan. Penggunaan telepon dalam fundraising merupakan cara tua namun efektif dalam menggalang sumber daya dan dana. Metode telepon ini meminta dukungan kepada para pendukung atau donor lama, mencari donatur baru. Biasa via telephone, berbagai dukungan dalam bentuk dana, kerelawanan atau penjual barang untuk sosial tersebut digalang. Rata-rata anak muda, lebih senang dikontak via telepon untuk memberikan sumber daya dan dananya ketimbang via surat.
  15. Jejaring Sosial/ situs internet. Pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi sumber daya dan dana merubah secar drastis metode menyumbang masyarakat. Seluas mungkin, kapanpun, dimanapun semua orang bisa memberikan sumbangan dan dukungannya, meski dalam bentuk klik, donasi uang, kerelawanan dan sebagainya. Bahkan pada masa kini, menggalang sumberdaya di internet merupakan tambang emas baru yang luarbiasa.
  16. Media /TV/Radio. Media seperti televisi, radio, koran merupakan saluran penyaluran sumber daya dan dana yang luar biasa di Indonesia. Bahkan data menunjukan, mobilisasi sumber daya dan dana melalui media mencapai jumlah tertinggi di Indonesia. Dukungan tidak hanya berupa uang, natura tetapi juga kerelawanan. Dukungan besar masyarakat via media, begitu tercermin dalam aksi-aksi kemanusian untuk bencana, dukungan Bilqis, Darsem dan sebagainya.
  17. Datang langsung. Jemput bola langsung memang salah satu metode penggalangan sumber daya dan dana dari masyarakat yang luar biasa. Namun jangan lupa, bangsa Indonesia adalah bangsa pemurah, dengan melihat, mendengar, diajak via media, teman atau kabar tersiar, banyak sekali donor yang datang langsung memberikan dukungan sumber dana dan daya terhadap berbagai kasus kemanusian atau bencana. Contoh kasus paling tampak mata adalah dalam bencana Tsunami Aceh, Gempa Jogja atau Koin Prita.

Nah dari berbagai metode menyumbang masyarakat diatas, metode mana yang sudah Anda maksimalkan tindaklanjutnya? Selamat melakukan penggalangan sumberdaya. Fundraising, pasti bisa.

Sumber: Kelas Kyutri, Jumat, 03 Agustus 2012.

Bentuk Penggalangan, Mobilisasi Sumberdaya, Sistem dan Mekanisme

About the author

lingkarLSM hadir untuk menemani pertumbuhan. Kami mengidamkan masyarakat sipil yang jujur dan punya harga diri. Kami membayangkan ribuan organisasi baru akan tumbuh dalam tahun-tahun perubahan ke depan. Inilah mimpi, tujuan dan pilihan peran kami. Paling tidak, kami sudah memberanikan diri memulai sebuah inisiatif; dan berharap langkah kecil ini akan mendorong perubahan besar.
No Responses to “17 Metode Fundraising”

Leave a Reply